Egi Melgiansyah takkan pernah melupakan pertandingan di Liga Super Indonesia pada pertengahan Februari 2014 itu.
Penulis: Andrew Sihombing
Baru tampil sembilan menit memperkuat lini tengah Persija, pemain kelahiran Bogor 26 tahun silam itu harus meringis kesakitan akibat cedera lutut kiri setelah jatuh dengan tumpuan kaki yang salah saat berduel dengan penyerang Pelita Bandung Raya, Bambang Pamungkas.
Cedera lututnya berbuntut panjang, efeknya jauh di luar perkiraan semua orang. Performa pemain yang dulunya digadang-gadang sebagai salah satu talenta muda terbaik di sepak bola Indonesia dan bahkan menjadi kapten Indonesia U-23 di SEA Games 2011 itu terus meredup.
Setelah pulih beberapa bulan berselang, ia perlahan-lahan tersingkir dari Macan Kemayoran. Egi kemudian bergabung dengan Pusamania Borneo FC pada awal Desember tahun 2014, tetapi lagilagi gagal bersinar. Karier sepak bolanya divonis bakal habis.
Pelan-Pelan
Februari silam, Egi sebenarnya sempat menjalani tes bersama Persija. Namun, pelatih tim ibu kota saat itu, Paulo Camargo, tak tertarik memakai jasanya. Egi lantas bergabung dengan tim ISC B, Persita Tangerang.
Hingga saat ini, penyesalan tetap bersemayam di hati Egi. Bukan soal keputusan berduel dengan Bambang Pamungkas karena menurutnya duel tersebut adalah hal yang mesti dilakukan saat itu, melainkan keengganannya menjalani perawatan medis dan operasi.
"Sebenarnya, dulu saya ingin operasi. Tapi, karena takut, saya akhirnya memilih menjalani pemulihan sendiri. Kalau saja saya bisa memutar waktu, keputusan tidak menjalani operasi itu adalah hal yang ingin saya ubah," katanya kepada BOLA saat ditemui ketika memperkuat Persita di Turnamen Segitiga Mamuju antara Mamuju Utama FC-PSIM Yogyakarta-Persita Tangerang akhir pekan lalu.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar