PADANG, JUARA.net – Semen Padang kembali ke rumah mereka di Stadion H Agus Salim setelah tur ke Makassar dan Jayapura. Menuju laga 3 Oktober 2016, Semen Padang siap melupakan noda dari Persija Jakarta dengan misi baru mereka.
Misi baru Semen Padang adalah mengembalikan marwah Stadion H Agus Salim dengan kemenangan pada laga kandang. Skuat berjulukan Kabau Sirah tersungkur dua kali saat tur ke Makassar dan Jayapura.
Mereka harus menang kala menjamu Bali United pada awal pekan depan atau minggu ke-21 TSC 2016. Namun, kemenangan ini bukan semata-mata kebutuhan tetapi kewajiban seusai Persija menaruh noda sebulan lalu atau 3 September 2016.
”Makanya dalam pertandingan ke depan, hasil itu tak boleh terulang lagi."
Pelatih Semen Padang, Nilmaizar
Kala itu, Persija menahan tanpa gol Semen Padang dan klub kebanggaan Jakmania itu jadi tim pertama yang sukses meraih poin di Agus Salim. Padahal, selama TSC 2016 berlangsung, Semen Padang selalu menang di kandang.
”Insya Allah ke depan, Semen Padang kembali pada tren positif dan mampu mengamankan tripoin di kandang sampai usai TSC 2016. Bermain imbang saja di Agus Salim, itu sudah merupakan kekalahan,” kata pelatih Nilmaizar.
”Makanya dalam pertandingan ke depan, hasil itu tak boleh terulang lagi. Warning itu juga termasuk saat main di kandang lawan. Saatnya membuka mata lawan, Semen Padang bisa menang di mananpun,” tuturnya.
Baca juga:
- Taktik Eks Pelatih Kebugaran Barcelona Sedikit Rugikan Klub Kaya Malaysia
- Lima Calon Rising Star Piala AFF 2016
- Demi Misi Bangkit, Persija Terapkan Metode Ala Pelatih Timnas Era 1970-an
Meski demikian, Nil mengakui kalau pada putaran kedua TSC 2016 ini semua klub juga sudah berbenah. Hal yang sama juga dilakukan Semen Padang.
Mereka mengganti dua pemain gelandang asingnya, Diego Santos dan Mekan Nasyirov.
Selain itu, sejak memulai latihan pada 21 September 2016, Nil lebih banyak memboyong pasukannya berlatih di Agus Salim, baik pagi maupun sore. Harapannya, pemain makin nyaman dengan arena itu.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | juara |
Komentar