Bertanding melawan pemain tuan rumah adalah salah satu tantangan yang kerap dilalui seorang atlet bulu tangkis. Tidak jarang, kekuatan mental bisa menjadi faktor penentu.
Ujian itu yang harus dilewati pemain tunggal putri DKI Jakarta, Fitriani, saat bertanding melawan Hanna Ramadini di final Pekan Olahraga Nasional 2016 di GOR Bima, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (28/9/2016).
Hanna adalah finalis dari tuan rumah, Jawa Barat. Sejak pertandingan dimulai, mayoritas penonton di GOR Bima sudah berteriak "Huuuu!" saat nama Fitriani disebutkan. Indikasinya jelas, mereka tidak mendukung Fitriani menang.
Alhasil, atlet kelahiran Garut tersebut seperti menghadapi dua lawan yakni Hanna dan barisan suporter di GOR Bima.
Situasi seperti ini memang sudah lazim dialami atlet seperti Fitriani dan seharusnya tidak perlu diambil hati. Namun, jika mental tidak kuat, bisa-bisa kekalahan sudah terjadi sebelum bertanding.
Toh, Fitriani tetap memasang wajah datar di lapangan. Dia hanya fokus menghadapi perlawanan Hanna.
Sesekali dia berteriak melepaskan kegembiraan saat mendapatkan poin.
Suasana GOR Bima semakin 'panas' memasuki menit-menit akhir gim pertama. Hanna memimpin 20-15. Sorakan dukungan dan yel-yel seperti tidak putus terdengar.
Seruan "Huu!" dan "Ya!" bergantian terdengar setiap Fitriani dan Hanna memukul bola.
Teriakan "Ayo, Hanna!" dan "Ja-wa Ba-rat!" disambut tepukan bergantian menggema dari pojok-pojok GOR Bima.
Hanna hanya butuh satu poin untuk menyelesaikan gim pertama. Namun, Fitriani menolak menyerah.
Dia semakin gencar melancarkan serangan. Perjuangannya membawa hasil.
Dia meraih lima poin berturut-turut dan menyamakan kedudukan menjadi 20-20.
Hanna sendiri bukan tanpa perlawanan. Saling kejar angka kembali terjadi, sampai akhirnya Fitriani-lah yang menutup gim dengan kemenangan 24-22.
Kemenangan tersebut seperti melecut semangat Fitriani pada gim kedua.
Dia tidak banyak memberi kesempatan Hanna mencuri poin. Dia pun memastikan medali emas untuk DKI Jakarta setelah memenangi gim kedua 21-12 dan mengatasi atmosfer GOR Bima.
"Jujur sih memang tadi saya sempat tegang waktu melihat para suporter Hanna. Kalau dibandingkan, yang mendukung saya mungkin tidak seberapa," kata Fitriani seusai laga.
Sepanjang pertandingan, dia terus meyakinkan dirinya untuk tidak lantas menyerah.
"Walau sedikit terpengaruh, tetapi saya bilang dalam hati kalau saya tidak boleh terbawa suasana dan terpengaruh keadaan penonton," tuturnya.
Kemenangan atas Hanna tersebut juga memperpanjang rekor pertemuan keduanya. Dari lima pertemuan, Fitriani tidak terkalahkan.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | juara |
Komentar