Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Demikian peribahasa yang sudah cukup akrab di telinga kita.
Penulis: Ferry TAS/Kukuh W./Persiana Galih/Martinus Bangun
Begitu pula bagi mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Moeldoko. Dalam berbagai kesempatan, sosok yang bakal maju sebagai calon Ketua Umum PSSI (caketum) tersebut bahkan menerapkannya dalam bertugas.
Salah satunya kala ia masih menjabat sebagai Wakil Ketua Umum I PB PJSI (Persatuan Judo Seluruh Indonesia).
"Dulu waktu persiapan SEA Games 2015, saya kirim atlet untuk berlatih ke Korea. Awalnya banyak yang mengeluh, patah tulang dan merintih kesakitan, sampai nangis-nangis karena merasa latihannya terlalu berat. Namun, pada akhirnya, mereka bisa menikmati hasil jerihpayah tersebut lewat raihan medali emas," ujar Moeldoko.
Indonesia meraih empat emas dan keluar sebagai juara umum cabang judo SEAG 2015.
Pada kesempatan lain, ia melakukan kebijakan yang hampir-hampir mirip kala menjabat sebagai Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
"Kurikulum di sana saya ubah agar para pengajarnya juga mau mengembangkan diri. Saya sentuh juga sisi kedisiplinan dengan mewajibkan mereka apel pagi. Awalnya banyak yang menolak, bahkan sampai mendemo saya," ujar Moeldoko.
Baca Juga:
- Perubahan Penghitungan Suara Ballon d'Or Bisa Ancam Messi dan Ronaldo
- FIFA 17 Ajak Penggemar Terjun ke Dalam Persaingan Premier League
- Suarez: Sepak Bola Bukan Sirkus, Filipe Luis!
"Padahal, di sisi lain, mereka juga meminta kenaikan remunerasi. Saya jelaskan ya kalau mau ada perubahan, mereka harus ikut cara saya," lanjutnya.
Buah positifnya lahir kala masa tugas Moeldoko di Lemhanas berakhir. Selain menepati janji dengan menaikkan remunerasi dari 36 ke 51%, kepergiannya pun menyisakan kisah sendu.
"Pada akhirnya, mereka bisa memetik hasil positifnya. Jadi begitu saya berpamitan di sana, mereka justru sedih dan menangis. Bahkan sampai sekarang, di Lemahanas muncul istilah Mahzab Moeldoko," kenang Moeldoko sambil tertawa.
Di kancah sepak bola dalam negeri, Moeldoko memang belum pernah mengurus federasi atau klub profesional. Namun, bukan berarti ia tak pernah terjun langsung ke akar rumput.
"Ketika menjabat sebagai Kodam Siliwangi, saya pugar itu Stadion Siliwangi agar bisa menampung jumlah penonton lebih banyak. Itu merupakan salah satu cara saya dalam mengurai kekerasan di dalam stadion. Jadi penonton bisa lebih tenang dan tak mudah stres saat ke stadion," ujar penggemar Arsenal dan Arsene Wenger tersebut.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.701 |
Komentar