Tembakan Milan Badelj pada menit ke-82 melewati kiper AS Roma, Wojciech Szczesny, membuat Fiorentina menang 1-0 di kandangnya, Stadion Artemio Franchi, 18 September lalu.
Penulis: Dian Savitri
Kekalahan yang dialami Roma itu menyakitkan, seperti yang disebut oleh pelatihnya, Luciano Spalletti. Namun, agaknya tinggal menunggu waktu untuk Roma kalah karena ada banyak faktor yang mulai merambati skuat.
Hasil itu juga berarti terhentinya tren tak terkalahkan yang dialami oleh Roma dalam 20 pertandingan Serie A sejak musim lalu, tepatnya akhir Januari 2016.
Menurut ESPN, sebenarnya Roma memiliki pertahanan yang tak terlalu kuat dan kekurangan kendali bola, namun semuanya tertutup oleh hasil dan permainan yang fantastis. Semua kelemahan itu mulai terekspos.
Gelandang Kevin Strootman bisa menjelaskan dengan lebih baik soal kebingungan rekan-rekannya kelar kekalahan itu.
“Roma seharusnya bisa menang pada pertandingan itu dan berhak mendapat tiga poin,” kata Strootman dalam wawancara usai pertandingan.
Maksud Strootman, Roma berhak mendapat tiga poin seandainya mendapatkan hadiah tendangan penalti dan tendangan bola tak membentur tiang gawang.
Setelah itu, Strootman mengatakan bahwa Roma kehilangan banyak bola di lapangan tengah. Roma harus memperbaiki segalanya dan mendengarkan apa kata Spalletti. Kalau Roma melakukan semuanya, agaknya kepercayaan diri yang hilang karena kekalahan itu akan kembali.
Mungkin harus dilihat hal yang positif pada pertandingan melawan Fiorentina tersebut. Roma berhasil mendominasi laga dan bertahan dalam waktu yang lama. Kelemahannya adalah mereka tidak bisa menghasilkan gol.
“Dalam segala hal, kami hanya bisa menerima apa yang terjadi. Kalah sangat menyakitkan, apalagi karena kami tidak seharusnya kalah. Mungkin hasil seri akan lebih adil,” kata Spalletti kepada Mediaset Premium.
Angka Penting
4
Dalam empat musim berturutan, kekalahan pertama Roma pada musim berjalan terjadi di kandang lawan. Dalam tiga musim sebelumnya, dua kali terjadi saat menghadapi Juventus (Januari 2014 dan Oktober 2014). Musim lalu, Roma kalah di kandang Sampdoria, 23 September 2015. Kekalahan di Artemio Franchi meneruskan tren itu.
8
Dalam empat tahun terakhir, Roma menang delapan kali atas Fiorentina. Terakhir kali Fiorentina unggul atas Roma adalah pada 25 April 2012 (2-1 di Olimpico). Sejak itu, Roma menang tujuh kali dan satu kali seri, sampai Fiorentina kembali menang pada 18 September lalu.
20
Roma mengakhiri rekor tak terkalahkan dalam 20 laga di Serie A, yang berlangsung sejak 30 Januari hingga 11 September lalu. Rekornya adalah 16 kali menang dan 4 seri. Jumlah itu adalah rekor tanpa kalah terlama keempat, setelah 30 kali antara November 1980 dan November 1981, juga 24 kali (September 2001-Maret 2002 dan November 2009-April 2010). Selain itu, kekalahan dari Fiorentina, 18 September lalu, adalah pertama kalinya pemain-pemain Roma gagal mencetak gol setelah 20 pertandingan tanpa kalah tersebut.
40
Pada pertandingan melawan Fiorentina tersebut, Kevin Strootman tampil untuk ke-40 kalinya berseragam Roma. Pemain Belanda itu telah membuat enam gol, yang paling akhir adalah melawan Cagliari, 28 Agustus lalu.
145
Alessandro Florenzi, gelandang Roma yang diletakkan sebagai bek sayap, telah tampil sebanyak 145 kali di Serie A. Kalau gagal mencetak gol melawan Crotone (21/9), klub asalnya, maka untuk pertama kali Florenzi gagal mencetak gol dalam lima pertandingan pertama musim berjalan. Florenzi mencetak gol pada pertandingan kedua Serie A 2012-2013 melawan Inter, kemudian ke gawang Livorno (pekan pertama 2013-2014), Cagliari (pekan ke-3 2014-2015), dan Hellas Verona (pekan pertama musim lalu).
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.700 |
Komentar