Skuat AC Milan kembali lekat dengan istilah "Bacca-dipendenza" atau ketergantungan terhadap striker mereka, Carlos Bacca. Hal itu terjadi karena kehadiran sang bomber sangat menentukan raihan hasil akhir Milan.
Start Bacca langsung cemerlang pada awal musim ini. Striker Kolombia berusia 30 tahun itu menceploskan 5 gol dari 5 penampilan.
Level ketajamannya cuma kalah dari penyerang klub rival sekota, Mauro Icardi, yang juga sedang mengebut dengan koleksi 6 gol buat Inter Milan.
Baca Juga:
- Liverpool, Klub Terkaya di Eropa dari Hasil Penjualan Pemain
- Hasil Lengkap Bundesliga, FC Bayern Lanjutkan Rekor Sempurna
- Krisis Valencia bersama Pelatih Terburuk Sepanjang Sejarah
Bacca juga punya rapor efektivitas mengagumkan. Sejak musim lalu, ia menciptakan 23 gol di Serie A. Jumlah tersebut lahir setelah dia melepaskan 45 tembakan akurat saja.
Artinya, Bacca rata-rata cuma butuh melepas 2 percobaan ke gawang untuk mencetak setiap gol!
Pelatih Milan, Vincenzo Montella, menolak isu Bacca-dipendenza karena perannya dianggap sama penting dengan anak asuhnya yang lain.
"Bacca melakukan hal bagus, tetapi rekan setimnya membuat dia berada dalam posisi tepat untuk melakukannya. Milan berfungsi dengan atau tanpa Bacca," ucap Montella kepada Sky Sports.
Montella boleh saja menyanggah isu ketergantungan, tetapi fakta menunjukkan Milan sering menderita ketika Bacca tampil buruk.
I Rossoneri (Merah-Hitam), julukan Milan, sangat butuh Bacca lantaran gol-golnya selalu berujung raihan kemenangan.
23 - Carlos Bacca has bagged 23 goals in Serie A from just 45 shots on target attempted so far. Pledge.
— OptaPaolo (@OptaPaolo) September 20, 2016
Mantan kondektur bus di Kota Puerto Colombia itu menjebol gawang Torino tiga kali (Milan menang 3-2) serta sebiji ke jala Sampdoria (1-0) dan Lazio (2-0).
Rossoneri pun keteteran jika ketajaman Bacca tersendat. Milan kalah dari Napoli (2-4) dan Udinese (0-1) saat Bacca gagal menyumbang gol.
Kehadiran Bacca sebagai jimat Rossoneri juga diakui oleh mantan pemain Milan, Stefano Eranio.
"Milan menderita ketika Bacca tidak mencetak gol. Klub terlihat seperti bermain dengan 10 orang," kata sayap Rossoneri pada 1992-1997 itu.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar