Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Di Bawah Sampaoli, Sevilla Jadi Jagoan Sepak Pojok

By Sabtu, 17 September 2016 | 12:32 WIB
Aksi gelandang Sevilla, Pablo Sarabia, saat melawan Espanyol dalam laga lanjutan La Liga di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Seville, pada 20 Agustus 2016.
AITOR ALCALDE/GETTY IMAGES
Aksi gelandang Sevilla, Pablo Sarabia, saat melawan Espanyol dalam laga lanjutan La Liga di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Seville, pada 20 Agustus 2016.

Ada satu perubahan nyata Sevilla asuhan Jorge Sampaoli dari tim yang diasuh Unai Emery pada 2013-2016. Juara bertahan Liga Europa tersebut tampak sangat jago dalam mengeksekusi bola mati, terutama dari tendangan sudut.

Penulis: Theresia Simanjuntak

Sampai pekan ketiga La Liga 2016/17, Sevilla telah mengantongi delapan gol. Total 50 persen gol itu lahir dari bola mati: tiga dari sepak pojok dan satu dari titik penalti.

Sevilla pun tercatat sebagai pencetak gol set-piece sekaligus gol dari sepak pojok terbanyak di La Liga musim ini.

Total empat gol bola mati ini sudah melebihi catatan gol set-piece Sevilla di tiga laga pembuka liga era Emery.

Bahkan, tiga gol dari sepak pojok musim ini telah menyamai semua gol corner kick Sevilla sepanjang 2014/15.

Menyadari kekuatan tersebut, awak Sevilla kini berupaya memancing lawan untuk menghadiahi mereka tendangan penjuru untuk dikonversi menjadi gol.

Hal ini terlihat di laga pembuka liga kontra Espanyol (20/8). Dari delapan sepak pojok, Sevilla membuahkan dua gol dalam kemenangan 6-4.

Sevilla melanjutkannya di pekan ketiga saat menaklukkan Las Palmas 2-1 (10/9).

Gol penentu kemenangan, yang diukir Carlos Fernandez di injury time, harus melalui proses corner kick yang dieksekusi Pablo Sarabia, pencetak gol pertama Sevilla dari titik putih di menit ke-89.

Versus Las Palmas, Sevilla punya 15 tembakan. Sebanyak delapan upaya terhitung dari bola mati.

Los Rojiblancos memperlihatkan kesulitan membobol gawang lawan jika tidak mendapatkan tendangan sudut.

Hal ini terlihat di partai imbang 0-0 melawan Villarreal (28/8), di mana mereka hanya mendapat satu corner kick. Sebagai catatan, Villarreal punya lima sepak pojok.

Berdasarkan fakta-fakta berikut, para rival Sevilla pantang memberikan peluang sekecil pun pada anak asuh Sampaoli untuk mengeksekusi bola mati, terutama sepak pojok.

Dua Aktor

Penyebab hebatnya Sevilla dalam bola mati tak lepas dari dua sosok: Hiroshi Kiyotake dan Sarabia.

Kedua pemain yang tiba di klub pada musim panas 2016 ini kerap bergantian sebagai eksekutor, khususnya saat tendangan sudut.

Sebelum Sarabia berperan pada gim melawan Espanyol, Kiyotake lebih dulu unjuk gigi mengeksekusi sepak pojok tatkala menghadapi Espanyol.

Pemain asal Jepang itu yang mempersembahkan assist lewat situasi tersebut untuk gol yang dicetak Luciano Vietto.

Kedua pemain itu sesungguhnya memang diandalkan sebagai eksekutor bola mati di klub lama. Kiyotake mengemas tiga gol dan lima assist bola mati untuk Hannover di Bundesliga 2015/16.

Sementara itu, Sarabia mencetak satu gol dan dua assist dari set-piece bagi Getafe di La Liga 2015/16.


(ANDREAS JOEVI/JUARA.net)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.698


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X