Kelompok 85 (K-85) mendukung usulan pemerintah yang merekomendasikan Yogyakarta sebagai lokasi Kongres Pemilihan (KP) PSSI 17 Oktober 2016. Namun, mereka tetap menghormati jika KP tetap dilaksanakan di Makassar, Sulawesi Selatan, sesuai ketetapan PSSI dan tak melakukan boikot.
Saat ditanya bagaimana sikap K-85 jika KP tetap dilaksanakan di Makassar, Deputi Humas K-85 Gatot Haryo Sutedjo menyatakan tidak ada langkah pemboikotan dari pihaknya.
"Sebagai voters, kami akan menyurati PSSI soal dukungan kami kepada pemerintah."
Deputi Humas K-85 Gatot Haryo Sutedjo
"Sampai sekarang, kami sama sekali tidak ada langkah untuk memboikot. Langkah ke situ tidak kami ambil," kata Sutedjo di Swiss-Belhotel, Kemayoran, Jakarta, Kamis (15/9/2016).
"Kami baru menyikapi apa yang disetujui oleh Exco PSSI dan surat rekomendasi Menpora. Sayang jika tawaran pemerintah disia-siakan," ucapnya.
Selain itu, Sutedjo juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengirim surat ke PSSI mengenai dukungan pihaknya kepada pemerintah.
"Sebagai voters, kami akan menyurati PSSI soal dukungan kami kepada pemerintah. Dalam surat tersebut, kami ingin juga mengusulkan K-85, PSSI, dan pemerintah bisa duduk bersama," tutur Sutedjo.
Sebelumnya, PSSI menentukan Makassar sebagai lokasi KP pada Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel Mercure, Ancol, 3 Agustus 2016.
Kala itu, Makassar diajukan salah satu peserta KLB dan PSSI juga sudah mendapat pengajuan resmi dari PSM. Artinya, bukan dari K-85 atau mayoritas pemilik suara pada KP.
Beberapa waktu lalu, Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PSSI Hinca Pandjaitan mengatakan, Makassar bisa menghadirkan semangat baru. Sebab, kongres sebelumnya kerap kali digelar di Jakarta atau Surabaya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | juara |
Komentar