Pebulu tangkis nasional spesialis ganda putra, Hendra Setiawan, mengaku santai menghadapi perpisahan dengan rekannya di lapangan selama empat tahun terakhir, Mohammad Ahsan.
"Belum ada bayangan apa-apa. Akan seperti apa nanti, saya belum memikirkan. Dijalani secara santai saja," ucap Hendra saat ditemui seusai menghadiri peresmian gedung olahraga (GOR) PB Jaya Raya di kawasan Bintaro Jaya, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (15/9/2016).
Hendra pertama kali turun sebagai pasangan resmi dengan Ahsan pada turnamen Denmark Terbuka 2012. Mereka lalu meraih gelar pertama pada turnamen Malaysia Terbuka 2013.
Masih pada tahun yang sama, duet Ahsan/Hendra meraih gelar pada Indonesia Terbuka, Singapura Terbuka, Kejuaraan Dunia, dan Jepang Terbuka. Mereka resmi menjadi pasangan ganda putra nomor satu dunia pada 26 November 2013.
Pada 2014, Ahsan/Hendra menorehkan prestasi dengan menjuarai turnamen bulu tangkis tertua di dunia, All England. Mereka juga menambah koleksi gelar dengan memenangi turnamen Hong Kong Terbuka.
Setahun berselang, Ahsan/Hendra kembali menjadi yang terbaik pada Kejuaraan Dunia. Ahsan/Hendra juga meraih gelar dari Malaysia Terbuka 2015.
Perjalanan Ahsan/Hendra sebagai pasangan di lapangan mulai menurun saat menjalani kalender kompetisi 2016. Tahun ini, mereka hanya berhasil meraih gelar dari Thailand Masters.
Titik terendah Ahsan/Hendra terjadi pada Olimpiade Rio 2016. Ahsan/Hendra yang ditargetkan meraih medali emas, gagal lolos dari babak penyisihan grup.
"Sempat menyesali juga sih hasil di Rio kemarin, tetapi cuma sebentar. Istri banyak menyemangati, jadi sekarang saya sudah lupa sama apa yang terjadi di Rio," kata Hendra.
"Olimpiade Rio dan Beijing sudah pasti berbeda, tetapi yang paling terasa adalah sistem pertandingan. Secara pribadi, saya kurang suka dengan sistem penyisihan grup, lebih baik langsung gugur saja," ujar ayah dari Richard Heinrich Setiawan dan Richelle Hillary Setiawan ini.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | juara |
Komentar