Persija sempat dalam masa sulit selama enam pekan TSC 2016. Bayangkan, dari pekan ketujuh hingga ke-12, Macan Kemayoran tak sanggup mencetak gol.
Penulis: Gonang Susatyo/Ferry Tri Adi
Catatan tersebut jelas merupakan anomali bagi tim yang terkenal produktif dan selalu punya striker tajam. Namun, predikat itu rasanya mulai memudar dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Terlebih jika menilik predator asing yang didatangkan Macan Kemayoran dalam periode tersebut. Tak ada pujaan semisal Emanuel De Porras (2004) atau Roger Batoum (2008) di mulut gawang lawan.
Sempat ada Greg Nwokolo dan Agu Casmir pada musim 2010-2011 yang membawa angin segar dengan 13 serta 9 gol. Jumlah tersebut relatif bisa disaingi penggawa lokal Bambang Pamungkas (12 gol).
Pedro Javier didatangkan pada musim berikutnya, tapi juga tak begitu cemerlang. Catatan 16 golnya sama dengan Bambang Pamungkas. Praktis, dalam lima tahun terakhir, striker asing yang menuai pujian hanya Emmanuel "Pacho" Kenmogne.
Masuk pada tengah musim Liga Super Indonesia 2013, Pacho membawa Macan Kemayoran merangkak dari papan bawah. Sebanyak 14 gol dicetaknya dari 15 penampilan.
Sayang, striker itu tak bertahan lama di Jakarta. Ia hijrah ke Surabaya.
Setelah Pacho, masuk Ivan Bosnjak. Striker asal Kroasia yang pernah main di Piala Dunia 2006 itu digadang-gadang menjadi mesin gol Persija.
Namun, apa daya, performanya melempem dengan hanya mencetak dua gol dari lima penampilan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar