BALIKPAPAN, JUARA.net – Pelatih Persiba Balikpapan, Jaino Matos tak habis pikir anak asuhnya hanya bermain imbang saat menjamu Arema Cronus, Sabtu (10/9/2016). Pelatih asal Brasil itu mengatakan, Arema pada laga ini beruntung tak kalah.
Jaino Matos yang baru musim ini jadi pelatih Persiba, mengklaim bahwa permainan pasukannya lebih bagus dibandingkan dengan Arema. Semua dibuktikan dengan permainan keras dan disiplin.
Dia mengatakan, anak asuhnya sukses mempersempit ruang gerak para pemain tim tamu.
”Mereka (Arema) harusnya bersyukur bisa mendapatkan satu poin."
Pelatih Persiba, Jaino Matos
”Secara hasil, kami tidak puas. Karena, kami ingin menang. Tetapi di sisi lain, lawan kami adalah Arema yang merupakan calon juara. Hanya, kami main lebih agresif dan solid,” ujar Jaino selepas laga.
Jaino menyayangkan keputusan wasit Asep Yandis yang menganulir keputusan pemberian hadiah sepakan penalti ke timnya. Asep awalnya menilai pemain Arema hansball di kotak terlarang.
Namun, keputusan itu tiba-tiba dianulir oleh Asep Yandis dan kan Persiba mencetak gol pun pupus.
”Mereka (Arema) harusnya bersyukur bisa mendapatkan satu poin. Kami melihat keputusan itu benar, tetapi justru dianulir wasit. Kami akan lihat di video dan ini akan dilaporkan ke Komdis (Komisi Disiplin),” tuturnya.
Baca juga:
- Pemain Asing Anyar Persib Tak Mau Pakai Nomor Punggung 10
- Delapan Kartu Kuning Keluar, Arema Tertahan di Balikpapan
- Kebobolan Dulu, Persija Ditahan Persipura
Jaino menyesalkan bahwa keputusan yang cenderung merugikan timnya tidak hanya didapati di pertandingan tersebut. Tetapi, hal serupa juga di laga-laga sebelumnya.
”Hal seperti ini sudah sering terjadi. Tetapi, kami punya jiwa besar dalam menghadapi semuanya, baik di Balikpapan maupun di luar Balikpapan,” tutur Jaino.
Pertandingan selanjutnya, Persiba akan menghadapi sesama klub Kalimantan Timur. Mereka menjamu Pusamania Borneo FC di Stadion Persiba pada Sabtu (17/9/2016).
[video]http://video.kompas.com/e/5119124009001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | juara |
Komentar