Bursa transfer musim panas 2016 resmi berakhir sepekan silam. Real Madrid menutup segala aktivitas belanja pemain baru serta menandai periode kali ini dengan catatan yang tak biasa, yakni pengeluaran terminim dalam kurun waktu 18 tahun terakhir.
Penulis: Indra Citra Sena
Manajemen klub hanya menghabiskan 30 juta euro (sekitar 445,2 miliar rupiah) untuk memulangkan Alvaro Morata dari Juventus. Angka tersebut merupakan yang paling rendah sejak edisi 1998.
Saat itu, Madrid menggaet Robert Jarni (Real Betis; 3,4 juta), Ivan Campo (Real Mallorca; 3), dan Rodrigo Fabri (Flamengo; 1) dengan total bujet senilai 7,4 juta euro (sekitar 100 miliar rupiah).
Catatan tambahan, Madrid cuma membeli satu pemain.
Morata adalah rekrutan tunggal, sedangkan dua nama lain, yaitu Marco Asensio dan Fabio Coentrao, bergabung kembali setelah menjalani masa peminjaman selama setahun di Espanyol dan Monaco.
Kebijakan semacam ini pernah diterapkan ketika Madrid mengukir rekor transfer termahal pada edisi 2001.
Sosok di balik terciptanya transfer fantastis seharga 75 juta euro (sekitar 1 triliun rupiah) itu tidak lain ialah Zinedine Zidane, yang kini menduduki kursi pelatih.
Benarkah kecenderungan transfer Madrid berubah? Jawabannya bisa ya, bisa juga tidak. Tergantung dari sudut pandang mana mencermatinya.
Madrid boleh saja tak lagi jorjoran membeli pemain baru, tapi ada satu tradisi yang berlanjut.
Los Blancos alias Si Putih masih ngiler terhadap pemain bintang jebolan turnamen akbar sekaliber Euro dan Piala Dunia.
Jaminan Prestasi
Tradisi tersebut setidaknya mulai berlaku sejak 1996 saat Madrid mendatangkan sepasang pemain berbeda kewarganegaraan yang bersinar terang di Euro, yakni Bodo Illgner (Jerman) dan Davor Suker (Kroasia).
Dari situlah mata manajemen Madrid ibarat selalu melek buat memantau beragam aksi pemain selama Euro maupun Piala Dunia. Begitu ada yang mencuat dan kebetulan sesuai dengan kebutuhan tim, mereka bakal mengajukan penawaran.
Tahun ini Morata menjelma sebagai penerus tradisi transfer klub.
Meski Spanyol tersingkir di babak 16 besar, striker yang bakal berulang tahun ke-24 pada bulan depan itu bisa dibilang tampil bagus berkat torehan tiga gol dalam empat pertandingan.
Pembelian Morata sekilas men- jadi sebuah formalitas mengingat Madrid telah memiliki dua megabintang yang paling bersinar di Euro 2016. Siapa lagi kalau bukan Gareth Bale (Wales) dan Cristiano Ronaldo (Portugal).
Usut punya usut, tradisi transfer bintang turnamen akbar rupanya kerap berbanding lurus dengan prestasi Madrid, entah di kancah domestik (La Liga, Copa del Rey, Supercopa de Espana) maupun kontinental (Liga Champion, Piala Super Eropa).
Sebagian besar dari mereka berandil mendatangkan titel juara.
Pengecualian bagi Thomas Gravesen, yang hanya mampu membawa Madrid menempati posisi runner-up La Liga selama dua musim beruntun (2004/05 dan 2005/06).
Rekrutan Real Madrid Usai Turnamen Akbar Sejak 1996
- ALVARO MORATA (Spanyol) - Euro 2016
- JAMES RODRIGUEZ (Kolombia) - Piala Dunia 2014
- LUKA MODRIC (Kroasia) - Euro 2012
- MESUT OEZIL (Jerman) - Piala Dunia 2010
- SAMI KHEDIRA (Jerman) - Piala Dunia 2010
- RAFAEL VAN DER VAART (Belanda) - Euro 2008
- FABIO CANNAVARO (Italia) - Piala Dunia 2006
- THOMAS GRAVESEN (Denmark) - Euro 2004
- RONALDO (Brasil) - Piala Dunia 2002
- LUIS FIGO (Portugal) - Euro 2000
- ROBERT JARNI (Kroasia) - Piala Dunia 1998
- BODO ILLGNER (Jerman) - Euro 1996
- DAVOR SUKER (Kroasia) - Euro 1996
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.696 |
Komentar