Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pemicu Kehancuran Hubungan Ibrahimovic dengan Guardiola

By Septian Tambunan - Kamis, 8 September 2016 | 17:40 WIB
Zlatan Ibrahimovic (kanan) bersalaman dengan Pep Guardiola saat keduanya masih membela panji FC Barcelona, 25 Oktober 2009.
LLUIS GENE/AFP
Zlatan Ibrahimovic (kanan) bersalaman dengan Pep Guardiola saat keduanya masih membela panji FC Barcelona, 25 Oktober 2009.

Sebab keretakan hubungan Zlatan Ibrahimovic dengan Josep "Pep" Guardiola di FC Barcelona menjadi topik hangat yang ramai diperbincangkan jelang pertandingan derbi Manchester dalam ajang Premier League, Sabtu (10/9/2016). Jadi, apa sebenarnya yang menjadi pemicu kehancuran relasi mereka?

Kini, Zlatan menjadi ujung tombak Manchester United, sementara Pep duduk di kursi manajer Manchester City. Mengapa mereka berseberangan?

Wawancara Zlatan dengan CNN pada November 2015 bisa menjadi pembuka cerita dari pembahasan hubungan dia dengan Pep.

Striker yang kala itu masih berseragam Paris Saint-Germain memberikan tanggapan mengenai rasanya bermain untuk Pep Guardiola.

"Sebagai pelatih, dia fantastis. Sebagai manusia, saya tidak bisa mengomentarinya, itu sesuatu yang lain. Dia bukan seorang pria, tidak ada lagi yang bisa saya katakan," kata Zlatan.

Menurut situs Transfermarkt, Zlatan adalah transfer termahal kedua (69,5 juta euro) sepanjang sejarah ketika didatangkan Barcelona dari Inter Milan pada 2009. Dia hanya berada di belakang Cristiano Ronaldo (94 juta euro), yang pada tahun sama hijrah dari Manchester United ke Real Madrid.

Kendati rela mengucurkan dana besar untuk Zlatan, Pep memiliki ketidakcocokan karakter dengan mantan anak asuhnya itu.

"Saya suka orang-orang yang melanggar lampu merah," bunyi kalimat yang pernah dilontarkan Zlatan.

"Saya selalu mengemudi seperti orang gila. Saya sudah merasakan kecepatan 325 km per jam dengan Porsche Turbo yang saya miliki dan membiarkan polisi memakan debu dari mobil saya," ucap Zlatan.

Di Barcelona, sejak awal Pep meminta Zlatan untuk tidak menggunakan Porsche ke tempat latihan, tetapi menaiki Audi, yang memang menjadi sponsor klub.

Hal itu membuat Zlatan gerah dan mengatakan, "Barcelona seperti sekolah atau semacam lembaga."

Baca Juga:

Kekesalan Zlatan pun merembet ke megabintang Barcelona, Lionel Messi.

"Messi mulai membicarakan sesuatu," tulis Zlatan dalam autobiografinya yang diluncurkan pada 2011, I Am Zlatan.

Zlatan menceritakan lebih lanjut.

"Lionel Messi benar-benar menakjubkan. Dia bergabung dengan Barca ketika berusia 13 tahun dan dibesarkan dalam budaya klub. Akan tetapi, sekarang saya ada di sana dan mencetak lebih banyak gol dari dia," ujar Zlatan.

"Dia mendatangi Guardiola dan mengatakan, 'Saya tidak ingin berada di sayap kanan lagi, saya ingin bermain di tengah'. Saya adalah striker. Namun, Guardiola tidak peduli dan mengubah formasi," tutur Zlatan.

Zlatan berharap Pep menyadari bahwa dia telah mencetak banyak gol untuk Barca dan juga tampil dengan mengagumkan.

Pada akhirnya, inti dari perpecahan hubungan antara Pep dan Zlatan adalah ego.

Zlatan mengaku Pep berhenti berbicara kepadanya. "Dia adalah tembok, tembok bata. Saya merasa seperti sampah ketika duduk di ruang ganti dan Guardiola menatap saya."

Emosi Zlatan meledak setelah pertandingan di Villarreal. Dia menendang sebuah kotak, setelah hanya dimainkan dalam lima menit terakhir sebagai pemain pengganti. Zlatan mengingat dengan jelas Pep tidak mengatakan apa-apa terkait hal tersebut.

"Ketika Anda membeli pemain seharga 70 juta euro, Anda tentu tidak membeli dia untuk menyaksikan burung di pepohonan," ujar Zlatan.

Menurut Zlatan, apa yang ada di pikiran Pep hanya sepak bola dan menurut dia sikap tersebut berbeda dengan Jose Mourinho, yang pernah membesutnya di Inter Milan (2008-2009).

"Masalah saya di Barcelona hanya dengan satu orang dan dia adalah sang filsuf," ucap Zlatan menjuluki Pep.

"Bersama Mourinho saya bisa saja pergi dan membunuh untuknya. Itu berkat motivasi yang dia berikan. Sementara dengan sosok yang satunya (Pep) semua tentang sepak bola dan sepak bola," ujar Zlatan.

Eks kapten Swedia ini membeberkan sifat positif Mourinho.

"Jose Mourinho adalah bintang besar. Dia baik. Pertama kali dia bertemu Helena (pasangan Ibrahimovic), Mourinho berbisik padanya, 'Helena, Anda hanya memiliki satu misi, yaitu memberi makan Zlatan, membiarkan dia tidur, dan membuatnya bahagia,'" kenang Zlatan.

"Mourinho mengatakan apa yang dia inginkan. Saya menyukainya. Dia adalah pemimpin pasukannya, tetapi dia juga peduli," ucap Zlatan.

Pemenang gol terbaik FIFA 2013 ini dengan tegas mengutarakan Mourinho dan Pep berbeda. "Mourinho adalah kebalikan dari Guardiola. Jika Mourinho menyalakan lampu ruangan, Guardiola menutup gorden."

Kisah pertengkaran Pep dan Zlatan memang terjadi enam tahun yang lalu, tetapi Zlatan membiarkan dendam tersebut tetap hidup.

"Seluruh karier saya dibangun untuk menyerang kembali," ujar Zlatan.

Sejauh ini, dia belum berhasil menaklukkan tim asuhan Pep. Setelah mendarat ke AC Milan, Zlatan sempat menghadapi Barcelona di Liga Champions.

Dia ikut menyumbangkan satu gol kala Milan dikalahkan Barcelona 2-3 dalam pertandingan Grup H. Kala itu, Messi juga menceploskan satu gol lewat penalti.

Kedua tim kembali bertemu di babak perempat final. Laga pertama di San Siro berakhir imbang 0-0, sebelum akhirnya Barcelona melibas Milan 3-1 di Camp Nou. Zlatan tak mampu menggetarkan jala Barca dan harus ikhlas melihat Messi memborong dua gol dari titik putih.

Di balik kepindahannya ke Milan, Zlatan rupanya sempat menuntut untuk ditransfer ke Real Madrid. Lalu, dia berbicara kepada salah seorang eksekutif senior Barcelona bahwa jika kepindahannya ke Milan tidak terealisasi, maka akan ada akibatnya.

"Saya akan menunggu sampai saya bersama-sama dengan pelatih di depan media dan kemudian saya akan memukulnya. Saya akan melakukannya," kata Zlatan lagi.

Apakah dalam derbi Manchester akhir pekan ini Zlatan benar-benar bisa membungkam Pep?

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Aloysius Gonsaga
Sumber : the guardian, I Am Zlatan, CNN


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X