Massimo Moratti menilai bahwa eks klub pimpinannya, Inter Milan, terlambat merekrut Frank de Boer. Hal itu dianggap mengganggu persiapan Inter menjelang musim baru.
Inter memang baru mengumumkan perceraian dengan Roberto Mancini pada 8 Agustus 2016. Baru satu hari berselang atau 9 Agustus 2016, tim berjulukan I Nerazzurri mendaulat Frank de Boer sebagai suksesor.
Di mata Moratti, waktu pergantian pelatih tidak tepat. Sebab, kurang dari dua pekan setelahnya, Inter harus memulai petualangan di Serie A.
"Ada dialog cukup bagus dengan Mancini, tetapi mungkin keputusan untuk memecat dia diambil terlambat," kata Moratti.
"Tertulis bahwa dia dan klub harus berpisah. Hal ini menjadi sedikit rumit," tutur pria berusia 71 tahun itu.
82 - In the Eredivisie 2015/16 Frank de Boer set his record of points (82) & games (25) won as Ajax's coach. Inter? pic.twitter.com/bpenlZqpIE
— OptaPaolo (@OptaPaolo) August 8, 2016
Oleh karena itu, Moratti enggan menyalahkan De Boer, yang mendapatkan hasil minor pada awal kiprahnya bersama Inter.
Di bawah De Boer, Inter menelan kekalahan 0-2 dari Chievo Verona, 21 Agustus 2016, dan bermain imbang 1-1 dengan Palermo, 28 Agustus 2016.
"De Boer merupakan sosok pelatih serius dan profesional. Sulit menilai dia setelah dua laga. Masalah sesungguhnya adalah dia direkrut pada detik-detik akhir," tutur Moratti.
Berikutnya, Inter akan melawan Pescara pada lanjutan Serie A di Stadion Adriatico, 11 September 2016. Untuk laga ini, De Boer sudah bisa menurunkan dua rekrutan anyar, Gabriel Barbosa dan Joao Mario.
.@gabigol joins #Inter on a five-year contract! https://t.co/PXTHZM9MUi #WelcomeGabigol #FCIM pic.twitter.com/8ogjXmKjQj
— F.C. Internazionale (@Inter_en) August 30, 2016
Editor | : | |
Sumber | : | Radio Deejay |
Komentar