Bukan rahasia lagi jika Real Madrid kerap bermasalah dengan jeda kompetisi. Situasi yang belakangan dikenali sebagai virus FIFA ini ibarat penyakit kambuhan yang merecoki perjalanan tim setiap musim bagi Los Blancos alias Si Putih.
Penulis: Indra Citra Sena
Secara umum, virus FIFA berarti kehilangan performa terbaik para pemain pilar akibat kelelahan, bahkan cedera parah usai membela tim nasional masing-masing. Masalahini pernah menimpa Madrid pada era Carlo Ancelotti (2013-2015) dan Rafa Benitez (2015-2016).
Khusus Benitez, jeda liga menorehkan luka mendalam di lubuk hati Madridistas. Pasalnya, Madrid mengalami salah satu momen terburuk sepanjang sejarah yang berkaitan dengan duel el clasico kontra Barcelona.
Pada 21 November 2015, Madrid menelan kekalahan telak 0-4 dari Barcelona di Santiago Bernabeu. Kala itu, sebagian besar personel tim baru kembali selepas melakoni partai uji coba timnas menjelang Euro 2016.
Baca Juga:
- Sakit Hati dengan Barcelona, FIFA 17 Turunkan Nilai Messi dan Naikkan Ronaldo
- Diego Costa: Jika Saya Bermain untuk Real Madrid atau Barcelona...
- Bisikan Pogba Saat Memeluk Donnarumma
Oleh sebab itu, wajar Madridistas ketar-ketir setiap kompetisi harus rehat sejenak karena partai antarnegara. Mereka khawatir virus FIFA akan menyerang kebugaran serta menurunkan kualitas permainan tim.
Namun, segenap Madridistas mulai bisa bernapas lega mengingat Madrid kini memiliki sosok pembawa perubahan bernama Zinedine Zidane di kursi pelatih. Dia tak cuma membenahi dan mengangkat prestasi tim, melainkan juga bisa membentengi Los Blancos dari virus FIFA.
Statistik membuktikan bahwa Zidane mengubah peruntungan klub asal ibu kota Spanyol itu setelah menjalani laga antarnegara pada pengujung Maret 2016. Tak tanggung-tanggung, pria yang akrab disapa Zizou tersebut membawa Madrid menekuk Barcelona 2-1 di Camp Nou (2/4/2016).
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar