Striker asal Italia, Mario Balotelli, sudah menjalani latihan perdana bersama klubnya yang baru, Nice. Balotelli sepertinya tak akan butuh waktu lama beradaptasi mengingat ia sedikit menguasai bahasa Prancis.
Kehadiran Mario Balotelli memunculkan euforia luar biasa di seputaran sentra latihan Nice, Stade Charles-Ehrmann. Sesi latihan yang biasanya hanya dihadiri segelintir suporter, kini dipadati oleh sekitar 200 orang.
Baca juga:
- Ini Rapor Mengilap Pemain Baru Man City Kontra Ekuador
- Anak Sakit, Bonucci Banjir Dukungan di Italia
- Wawancara Jens Lehmann: Apakah Mario Goetze Hanya Ingin Nyaman?
Tak cuma fan Nice yang dibuat antusias. Para jurnalis juga begitu bersemangat mengikuti konferensi pers perdana Balotelli bareng Nice pada Jumat (2/9/16) siang waktu Prancis.
Selain wartawan Prancis, para pencari berita asal Italia juga banyak terlihat di ruang konferensi pers Nice.
Forêt de caméras françaises et italiennes pour la présentation de @FinallyMario et @ynsbelhanda pic.twitter.com/q3sHtJ6K0N
— OGC Nice (@ogcnice) September 2, 2016
"Keputusan bergabung ke Nice murni karena pertimbangan sepak bola. Ini adalah yang terbaik bagi saya. Nice memiliki proyek yang bagus," kata Balotelli dalam sesi konferensi pers.
Bukan Balotelli namanya jika tak membuat sensasi. Ia kemudian melanjutkan jawaban dalam bahasa Prancis.
"J'espere que cette anne va etre tres bonne," kata pemain beralias Super Mario itu.
Ucapan Balotelli itu bermakna: "Semoga tahun ini akan jauh lebih baik."
Sebuah sinyal bahwa perbedaan bahasa tak akan mengganggu proses adaptasi pemain kelahiran Palermo itu
Balotelli sepertinya ingin benar-benar memulai kehidupan baru di Nice. Ia pun meninggalkan nomor ikonik 45 yang begitu lekat dengannya.
Bersama Nice, Balo akan mengenakan kostm nomor sembilan. Musim lalu, nomor tersebut dipakai oleh andalan tim yang kini telah hijrah ke PSG, Hatem Ben Arfa.
Sebuah tanggung jawab besar mengingat Ben Arfa sukses mengemas 17 gol, plus enam assist di Ligue 1 2015-2016.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Nice Matin |
Komentar