Sejak 22 Agustus hingga 5 September, Komite Pemilihan PSSI menampung aspirasi pemilik suara untuk memilih 15 Komite Eksekutif (1 Ketua Umum, 2 Wakil Ketua Umum, dan 12 anggota) PSSI untuk periode 2016-2020. Sebagian voter pun telah mengusung nama-nama untuk mengisi jabatan di federasi olahraga tertua di Indonesia itu.
Penulis: Gonang Susatyo
Hingga awal pekan ini, sudah ada dua nama yang diusung secara resmi oleh voter untuk mengisi kursi Ketua Umum. Mereka adalah Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Edy Rahmayadi dan mantan Panglima TNI Moeldoko.
Meski dua sosok yang muncul sama-sama berlatar belakang militer, para pemilik hak suara tak menjadikannya sebagai masalah.
Baca juga:
- Eden Hazard Jadi Prioritas Antonio Conte
- Soal Keputusan Pensiun, Messi Tak Niat Berbohong
- Anak Sakit, Bonucci Banjir Dukungan di Italia
“Tak masalah siapa Ketua Umum PSSI, apakah dari militer atau sipil. Yang jelas, dia harus punya keberanian memberantas mafia perjudian di sepak bola kita. Hal ini memang bukan persoalan mudah. Bahkan, membuktikannya pun susah meski hal itu memang ada. Persoalannya, berani atau tidak Ketua Umum PSSI yang baru untuk memberantasnya,” ujar Idham Samawi, Ketua Umum Persiba Bantul.
Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DIY yakin Edy Rahmayadi mampu mengemban tugas dengan baik.
“Kami memang sudah menetapkan untuk mendukung Pangkostrad sebagai Ketua Umum PSSI. Tetapi, saat ini juga beredar sejumlah nama lain. Meski demikian, kami tetap ke Edy,” ujar Sekretaris Umum Asprov DIY, Dwi Irianto.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.694 |
Komentar