Semenjak menjalani karier sebagai pelatih di kancah sepak bola nasional, nama Gomes De Oliveira awalnya lebih banyak berkiprah di kawasan Papua. Ia sempat menangani Perseru Serui (2010-2011), Persiwa Wamena (2011-2012), dan Persiram Raja Ampat (2013).
Penulis: Martinus Raya Bangun
Perjalanan karier Gomes semakin berwarna setelah ditunjuk menangani Madura United di ajang Torabika Soccer Championship 2016. Terlebih, Gomes sukses mengantar skuat Laskar Sape Kerap sebagai pemuncak klasemen paruh pertama.
"Kalau ingat masa lalu memang lucu. Suasananya berbeda dengan saat masih di Papua. Tekanannya tak begitu besar. Kini di Madura United, hampir setiap hari saya harus melayani wawancara media terkait kondisi tim, pemain, dan persiapan," ujar Gomes.
Arsitek berdarah Brasil itu melanjutkan bahwa keberhasilan memuncaki klasemen tengah musim TSC tak lepas dari penampilan seluruh anak asuhnya.
"Sejak awal musim, saya sudah tegaskan ke para pemain agar kerja keras dan raih hasil terbaik. Jadi kalau saat ini kami berada di puncak klasemen, ya saya tak kaget lagi," ujar Gomes.
Sistem rotasi juga punya peran penting. Dua winger cepat asal Papua, Elthon Maran dan Engelbert Sani, kerap diturunkan bergantian. Begitu pula dengan komposisi di lini tengah. Gelandang-gelandang kreatif semacam Slamet Nurcahyo, Bayu Gatra, dan Erick Weeks bisa diplot bergantian oleh sang pelatih.
Duo Lokal
Selain Gomes, nominasi pelatih terbaik lainnya adalah Milomir Seslija. Komandan Arema asal Bosnia ini baru resmi menangani Arema di awal-awal TSC. Meski proses adaptasi singkat, ia tetap membuat Arema disegani dan kini menempel ketat Madura United di papan klasemen.
Dua kandidat pelatih terbaik lain berasal dari sosok lokal, yakni Ibnu Grahan (Bhayangkara Surabaya United) dan Widodo C. Putro (Sriwijaya FC).
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.694 |
Komentar