Tim bulu tangkis Indonesia kembali membuktikan sebagai tim yang lebih baik dari Malaysia pada Olimpiade Rio 2016. Indonesia berhasil meraih medali emas, sementara Malaysia hanya bisa mendapatkan medali perak.
Superioritas Indonesia atas Malaysia semakin kentara ketika pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengalahkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, 21-14, 21-12, pada babak final.
"Namun, kita tetap perlu mewaspadai Malaysia," kata Kepala Sub Bidang Pelatnas Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Ricky Soebagja di acara diskusi bersama PP PBSI dan PB PABBSI di kantor redaksi JUARA di Palmerah Barat, Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Baca juga:
- Ini Alasan Mario Balotelli Harus ke Liga Prancis
- Guardiola Anggap Barcelona Belum Tertandingi
- Motivasi Okto Maniani dari Foto Pemain Papua di Arema
"Terlepas dari hasil pada turnamen superseries, keberhasilan meloloskan dua wakil ganda ke babak final Olimpiade Rio, selain Lee Chong Wei, menjadi bukti tanda-tanda kebangkitan mereka," ujarnya lagi.
Lebih lanjut, Ricky mengatakan bahwa Indonesia juga perlu meningkatkan kesiapan untuk event-event olahraga dunia lain, termasuk perihal perlengkapan latihan dan tanding.
"Pengalaman saya dulu saat masuk pelatnas pada 1991, semua perlengkapan tersedia, meski masih ada beberapa kekurangan. Dulu, saya berpikir hal seperti ini pasti akan menjadi lebih baik di masa depan. Jadi, kalau membandingkan, sekarang ini justru lebih mundur," tutur Ricky.
Ricky menjadi bagian tim nasional sebagai pemain ganda putra. Dia dipasangkan dengan Rexy Mainaky, yang kini menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi.
Selama berkarier sebagai pemain, Ricky dan Rexy meraih sejumlah prestasi prestisius, yakni medali emas Olimpiade Atlanta 1996, Kejuaraan Dunia 1995, medali emas Asian Games Hiroshima 1994 dan Bangkok 1998, serta Piala Thomas mulai dari 1994 hingga 2000.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | juara |
Komentar