Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, meminta bobotoh agar tidak terpancing dengan insiden pemukulan yang diduga dilakukan oleh oknum kepolisian. Insiden itu terjadi saat laga Persib kontra Arema Cronus di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Sabtu (27/8/2016).
Umuh Muchtar mengingatkan bobotoh untuk tidak menyalahkan institusi kepolisian. Menurut Umuh, jika memang ada yang disalahkan dari insiden tersebut, hal itu merupakan oknum perseorangan.
"Itu oknum dan bukan kepolisian. Sebagai anggota kehormatan Brimob, saya tidak mau institusi polisi menjadi tidak baik," kata Umuh saat menjenguk salah seorang korban, Ricky di Kiaracondong, Kota Bandung, Minggu (28/8/2016).
Baca Juga:
- Peserta MBM 2016 Puas, tetapi Kurang Nyaman di Lintasan
- Inter Milan Sukses Daratkan Joao Mario
- Gelar untuk Seluruh Warga Madura
"Saya tidak mau ada benturan dengan aparat, cuma gara-gara oknum," tuturnya.
Umuh menambahkan, bobotoh harus bisa bersikap dewasa. Hal tersebut dikatakannya menyikapi situasi pada laga kandang pamungkas Persib di putaran pertama Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016.
Sebanyak 5.000 bendera yang sudah disiapkan di tribune timur memang gagal dikibarkan karena kayu yang menjadi salah satu alat koreografi tidak diperbolehkan masuk ke dalam stadion.
"Saya mohon bobotoh jangan sampai dendam kepada kepolisian walau kemarin sampai menangis karena gagal menampilkan koreografi bendera," ujarnya.
Sebagai manajer yang berawal dari bobotoh, pria yang akrab disapa Pak Haji ini merasa prihatin.
Ia berharap insiden tersebut tidak terulang kembali di kemudian hari dan pertandingan Persib bisa berjalan dengan lancar serta aman.
"Saya sangat terpukul, saya pembimbing bobotoh. Saya akan bertanggung jawab terhadap pengobatannya. Akan saya tanggung sampai sembuh, mudah-mudahan tidak terjadi lagi hal seperti ini," tutur Umuh.
[video]http://video.kompas.com/e/5102052225001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | juara.net |
Komentar