Cabang olahraga bulu tangkis kembali meraih medali emas melalui penampilan pasangan ganda campuran nasional, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, pada Olimpiade Rio 2016.
Tradisi ini sempat terputus pada Olimpiade London 2012. Saat itu, Indonesia gagal meraih satu keping medali pun.
Memasuki kepemimpinan Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) periode 2012-2016 yang diketuai oleh Gita Wirjawan sejumlah perubahan berhasil dilakukan.
Antara lain peningkatan kesejahteraan kepada pemain dan pelatih.
"Saya tidak mau terlalu banyak omdo (omong doang). Kesejahteraan menjadi faktor penting. Dengan begitu, para atlet akan berlomba-lomba menghasilkan prestasi terbaik," kata Gita dalam perbincangan dengan JUARA di pelatnas bulu tangkis, Cipayung, Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Bahkan, ada atlet yang rela jam 04.00 pagi WIB berlatih di gym dan menambah porsi latihan sendiri karena ada korelasinya dengan keberhasilan di lapangan," ucap Gita.
Menurut Gita, dia juga melakukan penyempurnaan dalam akuntabilitas pendelagasian dan kaderisasi untuk mengembalikan prestasi bulu tangkis Indonesia.
Alhamdulilah - seconds after we all sang "Indonesia Raya" at Riocentro #Rio2016 @INABadminton pic.twitter.com/gj9VUEzGEL
— Gita Wirjawan (@GWirjawan) 17 Agustus 2016
"Memang masih ada yang kurang dalam hal pembinaan tunggal putri. Tetapi, we have done a great job," ujar Gita.
"Penampilan tunggal putri, Gregoria (Mariska) dan Fitriani, sudah menunjukkan kalau mereka bisa memberi motivasi dan inspirasi bagi pemain lain," ucap Gita.
Di balik kesuksesannya memimpin PBSI, Gita menjadikan mantan Ketua Umum PBSI periode 1985-1993, Try Sutrisno, sebagai sumber inspirasi.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | juara.net |
Komentar