Hanya segelintir orang, bahkan mungkin tak ada, yang menilai kinerja Sinisa Mihajlovic sebagai sebuah kesuksesan di Milan. Posisi ketujuh di klasemen Serie A, 9 kekalahan, 42 gol memasukkan, dan 35 gol kemasukan, yang diraih tanpa gangguan penampilan di Eropa, jelas rapor bertinta merah.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Walaupun dalam perjalanannya, sebelum didepak pada 12 April, Miha mengantar I Rossonerri melaju ke final Coppa Italia, statistik di atas tak masuk standar Milanisti.
Kendati demikian, Miha tetap menurunkan warisan besar kepada Vincenzo Montella, pelatih yang ditunjuk guna mengembalikan keperkasaan Milan.
Pertama, tentu ketajaman Carlos Bacca. Miha mampu memastikan bomber Kolombia ini tetap berada pada kondisi terbaiknya setelah hijrah dari Sevilla.
Hingga memasuki pekan pembuka Serie A 2016-2017, Bacca masih membuktikan ketajamannya berupa hattrick ke gawang Torino.
Warisan kedua tak lain adalah Gianluigi Donnarumma. Miha mencium kualitas prima pada kiper yang di musim lalu masih berumur 16 tahun tersebut.
Baca Juga:
- Reaksi Grup H, Juventus Dikelilingi Anak Bawang
- Cristiano Ronaldo Sebut Impian Terbesar ketika Masih Anak-anak
- Pemain Barcelona Hampir Bisa Bermain dengan Mata Tertutup
Miha pula yang berani menerjunkannya di laga kompetitif, dan kemudian memilihnya sebagai kiper utama mengungguli Diego Lopez dan Cristian Abbiati.
Kebanyakan pemain muda hanya mencuat di satu musim. Penampilan di musim kedua biasanya menukik lantaran tak mampu mengatasi tekanan berat publik.
Donnarumma bukan tipe seperti itu dan ia membuktikannya di laga melawan Torino dengan menepis penalti Belotti.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.692 |
Komentar