Akhirnya, ada hari ketika saya melangkah ke pertandingan dengan tujuan ingin menjadi juara untuk membuktikan diri.
Sayangnya, dunia kejam. Pada Olimpiade Beijing 2008, kamu bermain dalam performa terbaik sehingga membunuh harapan saya pada saat-saat terakhir mimpi saya hampir menjadi nyata.
Padahal, saat itu saya berada di peringkat pertama dunia. Selanjutnya, saya berusaha mengalahkan kamu, tetapi saya hanya memiliki medali perak.
Saya terlalu banyak memiliki medali perak, sementara kamu memiliki terlalu banyak emas. Saya ingin medali emas.
Saya terus berlatih lebih keras dan lebih keras sampai saya tidak tahu berapa banyak pasang sepatu yang robek, berapa banyak raket rusak, dan saya bahkan tidak tahu perbedaan antara siang dan malam karena saya banyak menghabiskan waktu dengan berlatih di pelatnas.
Meskipun begitu, kita selalu berkomunikasi via pesan singkat karena saya tidak hanya melihat kamu sebagai rival saya, tetapi juga memperlakukan kamu sebagai teman terbaik saya.
Pada Kejuaraan Dunia 2013, saya kehilangan permainan terbaik karena cedera.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | thecoverage.my |
Komentar