Perolehan Liverpool FC pada dua pekan perdana musim ini seperti cerminan kiprah mereka di 2015-2016 dan selama pramusim. Mereka memikat saat menang, tapi begitu mudah kehilangan keseimbangan.
Pada persiapan uji coba menjelang musim kompetisi 2016-2017, skuat Liverpool dihujani pujian karena memukul raksasa Spanyol, FC Barcelona 4-0 (6/8/2016).
Entah karena kelelahan atau terbuai, The Reds lantas takluk 0-4 dari klub papan tengah Jerman, Mainz, pada duel uji coba berikutnya.
Bak sebuah deja vu, kondisi berlawanan itu menghiasi kiprah mereka di dua pekan awal Premier League musim ini.
Baca Juga:
- Piala Super Spanyol 2016, Gelar 'Pertama' dan Ke-29 bagi Lionel Messi
- Ini 5 Calon Bintang La Liga 2016-2017
- Bibit Lifter Angkat Besi Tersebar, Hanya Perlu Kepedulian
Simak bagaimana dahsyatnya lini depan pasukan Juergen Klopp saat menang 4-3 di kandang Arsenal.
Alih-alih mempertahankan grafik performa positif, Philippe Coutinho cs malah tenggelam di Burnley dengan skor 0-2 langsung pada laga pekan kedua.
Apa penyebab kemunduran cepat Liverpool? Terlepas dari ketidakmampuan mengonversi dominasi atas rival sepanjang laga, Reds masih berkutat dengan lubang besar di pertahanan.
Kebobolan 5 gol hanya dalam 2 partai perdana membuktikan Klopp masih harus merevolusi lini belakang.
Pengamat sepak bola dan eks pelatih Republik Irlandia, Brian Kerr, memberikan tamparan buat barisan bek The Reds. Menurut Kerr, pertahanan Liverpool masih berkelas semenjana.
Ia mempertanyakan keputusan Klopp merekrut Ragnar Klavan, bek asal negara antah-berantah Eropa, Estonia.
Kerr, 63 tahun, mengklaim keterpaduan antara Klavan, Dejan Lovren, dan Jordan Henderson dalam tugas defensif Liverpool berjalan lambat.
"Klavan punya 120 caps untuk Estonia. Saat masih melatih timnas Faroe (2009-2011), saya berpikir dia titik lemah di Estonia. Saya tak pernah menyangka Klavan akan bermain untuk Liverpool. Mungkin penilaian saya tidak bagus, tapi Faroe mampu mencetak tiga gol saat menghadapi dia," ucap Kerr kepada Independent.ie.
[video]http://video.kompas.com/e/5092034223001_v1_pjuara[/video]
Keputusan Klopp menempatkan James Milner di posisi bek kiri sebagai pengganti Alberto Moreno, yang dianggap titik lemah pada pekan perdana, juga belum banyak membantu.
Reds tetap rentan saat menghadapi serangan kilat lawan, sekalipun oleh rival promosi sekelas Burnley.
Sebab kemunduran kedua yang jadi sorotan ialah ketumpulan lini depan. Liverpool tampak langsung merindukan tusukan dan sprint-sprit berbahaya ala Sadio Mane.
Penyerang sayap anyar berharga 30 juta pounds itu absen di Burnley karena cedera bahu saat latihan minggu lalu.
Penyerang tengah Daniel Sturridge sedang tidak dalam hari terbaik. Mirror memberinya angka 5, alias paling rendah dalam rapor skuat Liverpool di laga itu.
Laskar Klopp seperti kangen tenaga Mane karena tak bisa terus bergantung kepada aksi Coutinho, apalagi ketika playmaker asal Brasil itu sedang menurun.
"Liverpool kehilangan manuver konstan di sayap ofensif yang ditawarkan Mane, disertai pergerakannya ke area full-back lawan," tulis Glenn Price, koresponden Liverpool di ESPN FC.
[video]http://video.kompas.com/e/5092042468001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar