Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Preview Juventus 2016-2017, Tidak Juara = Memalukan

By Sabtu, 20 Agustus 2016 | 18:43 WIB
Para pemain Juventus setelah rekan timnya Medhi Benatia mencetak gol ke gawang South China of Hongkong di Hong Kong Stadium, 30 Juli 2016
KEVIN LEE/GETTY IMAGES
Para pemain Juventus setelah rekan timnya Medhi Benatia mencetak gol ke gawang South China of Hongkong di Hong Kong Stadium, 30 Juli 2016

Apa yang Juventus perbuat di bursa transfer musim panas 2016 terbilang fantastis. Akan sangat memalukan bagi sang juara bertahan andai kehilangan mahkota Serie A alias gagal meraih scudetto pada 2016/17.

Penulis : Theresia Simanjuntak

Juventus merekrut empat pemain berpengalaman dalam diri Gonzalo Higuain (Napoli), Miralem Pjanic (Roma), Dani Alves (Barcelona), Medhi Benatia (Muenchen), plus penyerang muda menjanjikan, Marko Pjaca (Dinamo Zagreb).

Kelima pemain itu menambah kaya kualitas Si Nyonya Tua yang telah berisikan para bintang macam Gianluigi Buffon, Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini, hingga Paulo Dybala.

Materi pemain Juventus 2016/17 bukan sekadar level Serie A. Mereka sudah menciptakan jurang kualitas yang besar dengan para rival di Italia.

Ya, skuat I Bianconeri saat ini telah siap tarung memperebutkan gelar di Liga Champion. Hal ini diakui sang kapten, Gianluigi Buffon.

"Trofi LC adalah target, baik untuk saya secara pribadi maupun tim," kata Buffon kepada Sky Sport Italia.

Juve boleh saja lebih ambisius mengejar mahkota LC mengingat dominasi mereka lima musim terakhir di Serie A. Namun, gelar liga domestik seharusnya masih mampu dipertahankan.

Kualitas pemain Juve di tiap lini merata. Mereka bisa membentuk dua tim yang kekuatannya tidak jauh berbeda.

Sebagai pelatih, Massimiliano Allegri dituntut kejeniusannya dalam merotasi pemain dan meracik strategi. Dengan demikian, Juve tetap berada dalam jalur perebutan gelar di Serie A, Coppa Italia, dan, pastinya, LC.

Lini Tengah

Dibandingkan sektor lain, lini tengah sepertinya titik paling lemah Juventus. Alasannya bukan hanya karena hengkangnya Paul Pogba ke Manchester United.

Trio gelandang sentral terbaik Juve dalam skema 3-5-2 untuk musim baru ialah Sami Khedira, Pjanic, dan Claudio Marchisio. Masalahnya, Khedira dan Marchisio rentan cedera. Marchisio malah sedang berjuang pulih dari cedera.

Jika tidak ada halangan, gelandang berumur 30 tahun itu baru bisa bermain lagi pada Oktober 2016.

Juve juga tidak bisa diperkuat gelandang muda, Stefano Sturaro, di pekan-pekan perdana Serie A 2016/17 karena cedera.

Berhubung pasar transfer masih dibuka sekitar dua pekan lagi, menarik untuk melihat apakah Allegri akan menambah kekuatan atau tetap puas pada awak lini tengah yang turut berisikan Mario Lemina dan Hernanes.

FORMASI


(ANDREAS JOEVI/JUARA.NET)

Pelatih: Massimiliano Alegri, Tantangan Baru


Pelatih Juventus, Massimiliano Alegri dalam laga International Champions Cup 2016 antara Melbourne Victory FC dan Juventus FC di Melbourne Cricket Ground, Melbourne, Australia, 23 Juli 2016. (ROBERT CIANFLONE/GETTY IMAGES)

Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, akan menghadapi tantangan baru yang lebih sulit ketimbang dua musim terakhir pada 2016/17.

Ketika tiba di J-Stadium pada medio 2014, tantangan Allegri ialah membuktikan dirinya layak menjadi suksesor Antonio Conte. Dalam dua tahun, eks pembesut Milan itu mempersembahkan lima gelar di kompetisi Italia dan satu status finalis Liga Champion.

Kini, Allegri tak lagi bisa mengandalkan gelar kompetisi.

Bermodalkan materi pemain jauh lebih baik ketimbang dua musim sebelumnya, pelatih berusia 49 tahun itu harus mengerahkan kecerdasan taktik dirinya demi memberikan gelar LC perdana Juventus sejak 1995/96. 

Pemain Kunci: Gianluigi Buffon, Kunci Tim Harmonis


pemain Italia, Gianluigi Buffon setelah menyelamatkan gawang dari tendangan pinalti dari pemain Jerman dalam laga Euro 2016 di Stade Matmut Atlantique, Bordeaux, Prancis, 02 Juli 2016. (CLAUDIO VILLA/GETTY IMAGES)

Dunia sudah tahu kualitas Gianluigi Buffon di lapangan. Para bek Juventus dan tim nasional Italia selalu nyaman, sebaliknya striker lawan ketarketir jika sang kiper berada di bawah mistar gawang.

Pada 2016/17, Buffon akan kembali menjadi bintang utama Juve di lapangan. Bukan cuma tentang penyelamatan kelas dunia, tapi soal nonteknis.

Banyaknya pemain bintang di sebuah klub berpotensi munculnya ego. Tak hanya pelatih, kapten juga bertugas untuk mencegah munculnya ketidakharmonisan di tim. Figur Buffon sebagai kapten Juve bakal terasa semakin vital sepanjang musim baru.

Kiper berusia 38 tahun ini telah diakui rekan-rekan setim sebagai sosok paling dihormati di dalam maupun luar lapangan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No.2.690


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X