Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Efektivitas Bursa Transfer La Liga, Penjamin Kualitas

By Sabtu, 20 Agustus 2016 | 11:05 WIB
Ikon FC Barcelona, Lionel Messi, memeluk Arda Turan dalam pertandingan leg kedua Piala Super Spanyol kontra Sevilla di Camp Nou, 17 Agustus 2016.
PAU BARRENA/AFP
Ikon FC Barcelona, Lionel Messi, memeluk Arda Turan dalam pertandingan leg kedua Piala Super Spanyol kontra Sevilla di Camp Nou, 17 Agustus 2016.

Secara aklamasi publik menyimpulkan La Liga 2016-2017 sebagai musim terburuk dari perspektif transfer pemain. Maklum, tak ada transaksi berlabel megatransfer yang selama ini identik dengan panggung La Liga. Khususnya yang melibatkan Real Madrid dan Barcelona, dua raksasa Negeri Matador.

Penulis: Sapto Haryo Rajasa

Jika dibandingkan dengan musim-musim sebelumnya, di mana altas bajas diwarnai perekrutan Kaka, Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, Angel Di Maria, dan James Rodriguez di kubu Madrid serta Neymar dan Luis Suarez di sisi Barca, lalu lintas transfer musim ini memang tergolong sepi nama besar.

Memang, nilai transaksi pembelian yang dikeluarkan Barca di musim ini menembus 80 juta euro.

Hampir sama dengan jumlah dana yang dikucurkan Atletico Madrid.

Namun, selain terpaut jauh dengan total belanja di masa lalu yang setidaknya melewati 120-an juta euro, para rekrutan kali ini pun bukan big names.

Pembelian paling top Barca berwujud Samuel Umtiti, Lucas Digne, dan Andre Gomes.

Di Atletico, parade amunisi anyar diwakili Nicolas Gaitan, Sime Vrsaljko, Diogo Jota, dan Kevin Gameiro. Sementara itu, Madrid hanya mengaktifkan opsi klausul buy back mereka dengan membawa pulang Alvaro Morata.

Yang bisa dibilang mengejutkan mungkin Sevilla dan Villarreal, yang sama-sama menggelontorkan dana sebesar 50-an juta euro.

Bedanya, bukan karena kedua tim ini  punya kantong cukup tebal, tapi murni lantaran mereka memperoleh pemasukan dari penjualan pemain, sehingga perlu menambal lubang.

Jika diambil garis merahnya, klub-klub La Liga, terutama Madrid dan Barca, sudah mencapai taraf yang tak lagi mencoba memberi penegasan perihal kekuatan finansial, melainkan murni untuk mencari pemain-pemain yang bisa melengkapi skuat atau menutup kekurangan di musim sebelumnya.

Kedalamam Skuat

Alih-alih melabeli transfer musim panas ini sebagai kegagalan, mungkin kata yang lebih cocok adalah efektif dan tepat sasaran.

Barca sebagai juara bertahan La Liga dua musim beruntun dan ditopang trisula tertajam di muka bumi dalam wujud Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar tak punya urgensi untuk menambah daya gedor.

Karena itu, wajar apabila fokus pembelian Barca dititikberatkan pada akuisisi pemain belakang, lini terlemah mereka.

Selama ini, Barca selalu melakoni bongkar-pasang posisi dengan menggeser gelandang nonbek menjadi bek tengah saban salah satu dari Gerard Pique atau Javier Mascherano terlilit cedera.

Pembelian pemain matang seperti Thomas Vermaelen atau Jeremy Mathieu terbukti kurang optimal.

Maka, rekrutan di musim ini menyasar pada Samuel Umtiti dan Lucas Digne, dua pemain yang relatif lebih muda tapi punya jam terbang cukup. Di laga pramusim dan Supercopa, keduanya terlihat bisa nyetel dengan sempurna.

Strategi perekrutan Barca kali ini juga dimaksudkan untuk menghadirkan kedalaman skuat pelapis.

Denis Suarez dan Andre Gomes, dua pemain yang tampil apik bersama Villarreal dan Valencia (Gomes juga bermain baik bersama Portugal), akan memegang peran penting guna menjaga skuat tetap bugar.

Harus diakui bahwa Andres Iniesta tak lagi perkasa dalam mengatur ritme laga seperti dua atau tiga musim lalu.

Belakangan ini cedera juga lebih sering menghampiri dirinya. Untuk kasus Sergio Busquets dan Ivan Rakitic mungkin lebih aman.

Namun, tetap ada potensi absen akibat cedera atau sanksi sehingga pelapis seperti Gomes atau Denis Suarez mutlak dibutuhkan.

Kenyamanan Hati

Pendek kata, apa yang dilakukan Barca dalam persiapannya menjelang musim 2016/17 merupakan solusi dari pekerjaan rumah yang dibawa dari sisa musim kemarin.

Ketika sudah tercipta kenyamanan di belakang dan tengah, trio MSN akan lebih leluasa dalam mengeksplorasi wilayah pertahanan lawan dan tentunya menciptakan gol-gol kemenangan.

Sebaliknya bagi Madrid, kelebihan muatan di lini tengah dan depan justru mulai menciptakan iklim tak sedap. Zinedine Zidane masih belum mendapatkan solusi dalam menjaga kenyamanan hati James Rodriguez dan Isco.

Situasinya semakin pelik setelah kedatangan Morata dan Marco Asensio.

Di satu sisi, masuknya Morata dan Asensio, yang juga telah menunjukkan permainan apik di Piala Super Eropa, bisa memberi alternatif serangan jika lini depan mereka mentok. Namun, di sisi lain mereka akan mengurangi menit main James, Isco, bahkan Karim Benzema.

Selama situasinya belum teratasi, selama itu pula Madrid akan mengalami gangguan dalam mengincar titel kedua di panggung La Liga dalam kurun sembilan musim.

Apalagi gangguan di musim ini tak hanya akan datang dari Barca dan Atletico, dua rival terberat mereka selama ini, tapi juga bakal muncul dari Sevilla, yang diyakini akan memberikan kejutan setelah ditukangi Jorge Sampaoli.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X