"Kemenangan ini bukan karena saya saja sebagai pelatih, tetapi juga dukungan dari asisten pelatih, Nova. Dia sangat membantu saya dengan tulus, dia bantu saya sampai capek, makanya saya mau dia ikut kesini (Rio). Terima kasih juga kepada PBSI dan semua tim atas dukungannya yang luar biasa,” ucap Richard.
Sektor ganda campuran merupakan salah satu sektor yang paling bersinar di bulu tangkis Indonesia. Berbagai gelar penting seperti juara dunia dan All England sudah pernah diraih para wakil ganda campuran Indonesia.
Baca Juga:
- Hadiah Kedua dari Bulu Tangkis pada Ulang Tahun Kemerdekaan
- Leicester City Perpanjang Kontrak 'Pesulap Klub' Hingga 2020
- Tontowi/Liliyana Jadi Panutan Pendobrak Kemustahilan
Akan tetapi, deretan pencapaian ini terasa belum lengkap tanpa raihan medali emas di arena Olimpiade.
Selama cabang bulu tangkis dimainkan sejak Olimpiade Barcelona 1992, sudah enam medali emas diraih bulu tangkis yang merupakan olahraga kebanggaan Indonesia. Sektor tunggal putra, tunggal putri dan ganda putra telah menyumbang medali emas.
Namun, dalam perjalanan menuju medali emas Olimpiade dua wakil ganda campuran Indonesia selalu dihadang lawan pada babak final.
Pada Olimpiade Sydney 2000, pasangan Tri Kusharjanto/Minarti Timur dikalahkan oleh Zhang Jun/Gao Ling (China). Sedangkan Liliyana yang berpasangan dengan Nova Widianto pada Olimpiade Beijing 2008, gagal meraih emas setelah di partai puncak takluk dari Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung (Korea).
Munculnya duet Tontowi/Liliyana pada 2011, membuat pasangan ini menjadi harapan baru setelah Nova memutuskan gantung raket.
Prestasi cemerlang sepanjang 2011-2012 ternyata belum mengantarkan pasangan dari klub Djarum ini menuju emas Olimpiade di London 2012. Ternyata, buah kerja keras Tontowi/Liliyana terbayar pada Olimpiade Rio 2016.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | org, badmintonindonesi |
Komentar