Musim lalu Arsenal melewatkan kesempatan besar untuk menjuarai Premier League. Di saat pesaing reguler inkonsisten, The Gunners malah ikut-ikutan tidak stabil.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Arsenal sempat rutin menghuni dua pos teratas klasemen, bahkan memuncakinya di pekan 19-22 pada awal tahun.
Namun, penurunan performa yang mulai rutin membuat mereka bak kembali ke habitatnya, finis sebagai peringkat dua.
Rutinitas dimulai lagi. Keyakinan "musim inilah momennya" yang rasanya hinggap di setiap benak suporter Arsenal pada awal kompetisi kembali muncul, dengan potensi hanya untuk dimentahkan lagi pada perjalanan musim.
Bedanya, keyakinan yang disebut di atas barangkali tak sekuat biasanya. Pesimisme bisa jadi tampak begitu menjalar ketika melihat Arsenal begitu pasif di bursa transfer.
Granit Xhaka adalah rekrutan brilian dan cerdas, terlihat dari penampilannya selama Euro 2016. Tapi, isu utama soal bomber kelas dunia masih juga tak ada jalan keluarnya.
Pelatih Arsene Wenger bukan tanpa usaha. Klausul pelepasan Jamie Vardy sudah dibayar, tapi si pemain memilih tetap bertahan di Leicester.
Tawaran hampir 30 juta pound buat Alexandre Lacazette ditolak.
Nilai transfer memang begitu melambung untuk pemain depan, sampai-sampai Juventus harus membayar 75 juta pound buat Gonzalo Higuain.
Arsenal tak akan mengeluarkan uang sebanyak itu untuk satu pemain.
Artinya, mereka terjebak dengan Olivier Giroud, Theo Walcott, atau Alexis Sanchez. Tak ada nama Danny Welbeck mengingat ia baru bisa mengawali musim per 2017 akibat problem di lutut.
Problem alias isu kebugaran lagi-lagi menjadi isu. Welbeck tak sendirian. Alexis, yang notabene superstar The Gunners, juga diragukan siap di awal musim, terutama saat menghadapi partai pembuka krusial melawan Liverpool.
Ia diberi jatah rehat ekstra usai menjuarai Copa America Centenario 2016. Ia juga mengalami cedera pergelangan kaki di final turnamen itu melawan Argentina.
Selain Alexis, Laurent Koscielny dan Giroud (Prancis) serta Aarone Ramsey (Wales) dan Mesut Oezil (Jerman) juga mendapat libur tambahan, yang membuat para pemain kunci ini baru bisa dalam kondisi prima ketika musim berjalan beberapa pekan.
Jika situasi berlarut-larut, Arsenal berpotensi menghadapi kesulitan yang lebih besar dari mu sim-musim sebelumnya, meski hanya untuk finis di empat besar.
"Sejujurnya kami tak bermain bagus jelang finis, tapi tetap fi nis di posisi kedua. Musim ini kami harus berubah, harus memastikan all out di setiap laga," Theo Walcott Pemain Arsenal
DATA KLUB
Nama: Arsenal Football Club; Julukan: The Gunners; Berdiri: 1886; Stadion (Kapasitas): Emirates (60.260); Pemilik: Arsenal Holdings plc; Presiden: Sir Chips Keswick; Situs: arsenal.com
SKUAT
KIPER: 1-Wojciech Szczesny (POL), 13-David Ospina (KOL), 33-Petr Cech (CES)
BEK: 2-Mathieu Debuchy (PRA), 3-Kieran Gibs, 4-Per Mertesacker (JER), 5-Gabriel Paulista (BRA), 6-Laurent Koscielny (PRA), 16-Rob Holding, 18-Nacho Monreal (SPA), 21-Calum Chambers, 24-Hector Bellerin (SPA), 25-Carl Jenkinson
GELANDANG: 8-Aaron Ramsey (WLS), 10-Jack Wilshere, 11-Mesut Oezil (JER), 15-Alex Oxlade-Chamberlain, 19-Santi Cazorla (SPA), 29-Granit Xhaka (SWI), 34-Francis Coquelin (PRA), 35-Mohamed Elneny (MES)
PENYERANG: 7-Alexis Sanchez (CIL), 12-Olivier Giroud (PRA), 14-Theo Walcott, 17-Alex Iwobi (NIG), 22-Yaya Sanogo (PRA), 23-Danny Welbeck, 27-Serge Gnabry (JER), 28-Joel Campbell (KSR), 32-Chuba Akpom
BINTANG: MESUT OEZIL
Playmaker asal Jerman ini juga dikenal sebagai pemain yang inkonsisten. Potret performa musim lalu bisa menjadi acuan. Start Oezil begitu bagus, tapi suplai assist-nya bak jalan di tempat sejak paruh kedua kompetisi.
Kalau Arsenal ingin berjaya, Wenger harus memastikan Oezil tak kelelahan usai Euro 2016. Sang metronom kreativitas The Gunners itu wajib konsisten bermain brilian.
PELATIH: ARSENE WENGER
Musim lalu Arsene Wenger berada dalam tekanan, terutama dari fan sendiri. Keberhasilan Arsenal finis di atas Tottenham lagi, untuk kali ke-21 secara beruntun, menjadi sedikit obat.
Musim ini Wenger punya kelebihan. Manchester United punya pelatih baru, begitu juga dengan City dan Chelsea. Mereka butuh waktu buat mengimplementasikan ide, tapi tidak Wenger. Ia bisa langsung ngebut sejak start musim.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.688 |
Komentar