Kehadiran Pep Guardiola di kursi ahli strategi ibarat garansi hadirnya rentetan trofi bagi Manchester City. Akan tetapi, sebelum berbicara trofi, The Citizens perlu memantapkan filosofi bermain.
Penulis: Sem Bagaskara
Premier League 2016/17, yang akan ditandai dengan duel kontra Sunderland, Sabtu (13/8), seperti datang terlalu cepat buat City racikan Guardiola.
Pelatih kelahiran Santpedor itu masih jauh dari kata tuntas dalam proses mentransfer isi kepalanya kepada personel City. Ia meminta penggawa The Citizens membangun serangan dari bawah, alias sejak dari lini belakang.
Menilik laga-laga pramusim, City tampak masih gamang dalam mengeksekusi perintah sang pelatih. Kekalahan 2-3 dari Arsenal di Gothenburg, Swedia (7/8), memperlihatkan masalah The Citizens perihal konstruksi serangan.
"Kami harus saling membantu, menyerang, dan menjadi agresif saat tak memegang bola. Saya senang melihat tim bertarung." Pep Guardiola Manajer Manchester City
"Kami membuat beberapa kesalahan dalam proses membangun permainan, kecuali gol kedua yang benar-benar lahir berkat kualitas pemain Arsenal. Ancaman yang kami dapat murni bersumber dari kesalahan kami," kata Guardiola.
Lantas apakah fan City tak boleh menatap musim 2016/17 dengan lebih optimistis? Suporter The Citizens mesti sabar dan tak perlu buru-buru berkecil hati sekalipun start tim kesayangan mereka di musim baru nantinya tak impresif.
Mental Abidal
Ingat, dengan tim dan lingkungan yang sudah begitu dikenal saja, Guardiola pernah terjungkal, tepatnya ketika ia melakoni musim debut sebagai pelatih Barcelona pada 2008/09.
Sepasang pekan awal La Liga 2008/09 diawali Barca dengan kekalahan dari Numancia (0-1) dan skor imbang melawan Racing Santander (1-1).
Namun, hasil minor tersebut bukan sinyal bencana, tapi lebih dipandang sebagai peringatan agar tim segera memantapkan filosofi permainan ala Guardiola.
Ketika proses adaptasi sudah paripurna, Barca tak terhentikan dan menutup musim 2008/09 dengan kesuksesan meraih treble.
Nolito dkk. kini harus meniru mental Eric Abidal, salah satu personel Barca pada 2008/09. Merasa telah matang dan banyak makan asam garam di level klub maupun timnas, Abidal sempat gusar ketika disuruh Guardiola melakukan ini dan itu.
Namun, pada akhirnya Abidal sadar. Bersama Pep ia menemukan banyak hal baru. "Oh, Tuhan. Saya pikir saya tahu segalanya," kata bek asal Prancis itu.
Jika ingin sukses seperti Barcelona, City mesti percaya sepenuhnya kepada kemauan bos baru.
DATA KLUB
Nama: Manchester City Football Club; Julukan: City, The Citizens, The Sky Blues; Berdiri: 1894; Stadion (Kapasitas): Etihad (55.097); Pemilik: City Football Group; Chairman: Khaldoon Al Mubarak; Situs: Mancity.com
SKUAT
KIPER: 1-Joe Hart, 13-Wily Caballero (ARG)
BEK: 3-Bacary Sagna (PRA), 4-Vincent Kompany (BLG), 5-Pablo Zabaleta (ARG), 11-Aleksandar Kolarov (SRB), 20-Eliaquim Mangala (PRA), 22-Gael Clichy (PRA), 24-John Stones, 28-Jason Denayer (BLG), 30-Nicolas Otamendi (ARG)
GELANDANG: 6-Fernando (BRA), 8-Samir Nasri (PRA), 15-Jesus Navas (SPA), , 16-Ilkay Guendogan (JER), 17-Kevin De Bruyne (BLG), 18-Fabian Delph, 21-David Silva (SPA), 25-Fernandinho (BRA), 35-Oleksandr Zinchenko (UKR), 36-Bruno Zuculini (ARG), 42-Yaya Toure (PGD)
PENYERANG: 7-Raheem Sterling, 9-Nolito (SPA), 10-Sergio Aguero (ARG), 19-Leroy Sane (JER), 14-Wilfried Bony (PGD), 72-Kelechi Iheanacho (NGR)
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.688 |
Komentar