Mendapat cedera
Perjuangan Kido/Hendra memenangi medali emas di Beijing terbilang tidak mudah. Saat melakoni persiapan yang berjalan selama enam pekan, Hendra mendapat cedera pada pergelangan kaki kiri.
Kala itu, dokter menganjurkan Hendra beristirahat selama 10 sampai 20 pekan. Namun rekomendasi ini diabaikan atlet kelahiran Pemalang, Jawa Tengah, tersebut.
Alih-alih mundur dari persaingan, Hendra memilih berlatih dengan caranya tersendiri.
"Latihan saya waktu itu lebih fokus ke tangan saja, tanpa menggerakkan kaki. Pokoknya di pikiran saya cuma bagaimana caranya bisa tetap bertanding di Beijing," tutur Hendra.
Melihat sikap pantang menyerah rekannya, motivasi Kido pun ikut tersulut. Porsi latihan yang tidak ringan terus dilahapnya dengan semangat tinggi.
"Pas awal Hendra cedera, saya sempat khawatir juga. Tetapi, setelah melihat Hendra berlatih sebegitu bersemangatnya, saya jadi yakin lagi kalau ini memang momen kami," ujar Kido.
Undian berat
Ujian mental Kido/Hendra tidak berhenti di fase persiapan. Pada hari pengumuman undian pertandingan alias drawing, keduanya kembali mendapat 'tamparan'.
"Drawing kami tidak mudah. Pada perempat final kami bertemu dengan ganda Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, yang belum pernah kami kalahkan sebelumnya. Saat itu, rekor kami 0-6," kata Kido.
Akan tetapi Kido/Hendra berhasil membuktikan bahwa statistik tersebut tidak berlaku pada Olimpiade. Pasangan yang menempati peringkat pertama dunia pada saat itu mengalahkan Koo/Tan, 21-16, 21-18.
"Kemenangan atas Koo/Tan menjadi momentum kami. Setelah menang atas mereka, kepercayaan diri kami semakin ada, semakin berlipat-lipat," tutur Hendra.
Seusai mengalahkan Koo/Tan, Kido/Hendra menemui pasangan Denmark, Lars Paaske/Jonas Rasmussen, pada babak semifinal.
Berbekal rekor pertemuan 5-4 dan kemenangan perdana atas Koo/Tan, Kido/Hendra menuntaskan laga babak empat besar itu dengan kemenangan dua gim, 21-19, 21-17.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | juara |
Komentar