Mauro Bressan bukan salah satu gelandang yang masuk dalam jajaran pemain top dunia. Namun, ia cukup butuh satu gol untuk bisa menjadi legenda selalu dikenang sepanjang sejarah sepak bola dunia.
Gelandang yang lahir di Valdobbiadene, Italia, pada 5 Januari 1971 tidak pernah bertahan sampai lima tahun bersama satu klub sepanjang perjalanan karier profesionalnya.
Total ada 13 klub pernah diperkuat Bressan. Namun, hanya bersama satu klub ia bisa menuai kesuksesan sebagai pesepak bola, yakni saat berseragam Fiorentina pada periode 1999 hingga 2001.
Hanya bersama Fiorentina ia bisa memenangi satu-satunya gelar sepanjang karier, yakni di ajang Coppa Italia 2000-2001.
Namun, yang membuat Bressan menjadi legenda dan akan selalu dikenang justru terjadi pada 1999. Tepatnya pada 2 November 1999 di pertandingan babak penyisihan Grup B Liga Champions melawan Barcelona di Artemio Franchi, ia mencatatkan namanya dalam buku sejarah sepak bola dunia.
Pemain yang hanya punya catatan 23 gol dalam 20 tahun berkarier di level klub ini mencetak gol salto yang indah dari jarak 30 meter. Gol tersebut pun selalu masuk dalam daftar gol-gol terbaik sepanjang masa Liga Champions.
Baca Juga:
- Ini Alasan Pogba Bersedia Kembali ke Old Trafford
- Chivu Bersedia Jadi Asisten De Boer Jika Inter Menginginkan
- Guardiola Pengaruhi Keputusan Stones Pindah ke Man City
Di pertandingan ini, Bressan mendapatkan kepercayaan dari pelatih Giovanni Trapattoni untuk tampil sebagai starter.
Saat laga berusia 14 menit, Fioretina tengah melakukan serangan ke lini pertahanan Barcelona. Berawal dari upaya umpan silang mendatar dari dalam kotak penalti Enrico Chiesa, bola berhasil dibendung Ronald de Boer sehingga keluar dari zona kotak penalti.
Bola lambung hasil antisipasi De Boer menjadi liar ketika coba diperebutkan Jorg Heinrich dan Rivaldo. Namun, keduanya sama-sama tidak berhasil menguasai bola dan kembali memantul liar.
Nah, saat kembali mematul bola berada dalam jangkauan Bressan, tanpa banyak berpikir ia pun langsung memutuskan melepaskan tendangan salto.
Di luar dugaan, tendangannya itu mengarah tepat ke tiang jauh Barcelona dan tidak sanggup dijangkau kiper Francesc Arnau. Sehingga terciptalah sebuah gol yang sangat memukau penonton.
Gol tersebut membuat Fiorentina unggul 1-0 atas Barcelona. Akan tetapi, hanya berselang enam menit Barcelona menyamakan kedudukan lewat gol torehan Luis Figo.
Barcelona bahkan berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 di babak pertama berkat gol Rivaldo.
Namun, dua gol Abel Balbo membuat La Viola Signora kembali unggul 3-2 di babak kedua sebelum gol kedua Rivaldo di laga tersebut memaksa pertandingan berakhir imbang dengan skor 3-3.
"Gol tersebut adalah sesuatu yang tampak cukup gila saat itu. Namun, saya ingin mencobanya karena sudah beberapa kali saya coba lakukan saat latihan meski tidak banyak keberhasilan," ucap Bressan.
Saat itu, Barcelona keluar sebagai juara Grup B dengan torehan 14 poin dan Fiorentina menjadi runner-up dengan 9 poin mengungguli Arsenal (8 poin) dan AIK (1 poin).
Kendati demikian, langkah Fiorentina terhenti di babak penyisihan grup kedua saat bersaing di Grup B bersama Manchester United dan Valencia.
Selama dua tahun berkarier di Firoentina, Bressan tampil di 59 pertandingan namun hanya mengoleksi dua gol sebelum akhirnya pindah ke Venezia.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar