Kini, Hendra bersama Ahsan tengah berkonsentrasi menghadapi pertandingan di Olimpiade Rio 2016.
Demi mencapai target, Hendra yang sudah berkeluarga rela untuk meninggalkan keluarganya dan menginap di pelatnas bulu tangkis Cipayung agar lebih konsentrasi jelang Olimpiade.
Tak tanggung-tanggung, Hendra bahkan menginap hingga empat hari dalam seminggu di pelatnas. Biasanya pada hari Senin, Selasa, Kamis dan Jumat, Hendra memilih untuk menginap di asrama.
Harapan besar untuk medali emas ada di pundak Hendra dan Ahsan. Hendra yang sudah pernah meraih emas, ingin menggenapkan dua emasnya untuk ia persembahkan kepada putra dan putri kembarnya, Richard dan Richelle.
"Inginnya dapat satu medali emas Olimpiade lagi. Satu emas buat anak laki-laki, satu emas lagi untuk anak perempuan, ha-ha-ha, Amien," kata Hendra.
"Anak-anak saya adalah penyemangat terbesar, selain Sansan (Sandiani Arief, sang istri) dan orang tua saya. Setelah memiliki anak, saya lebih termotivasi. Sansan juga sering menyemangati kalau mau tanding, pengetahuan bulu tangkisnya sudah lumayan, kalau dulu sih nggak tahu sama sekali ha-ha- ha," kata Hendra bergurau.
Meskipun sudah berusia 31 tahun, Hendra belum berencana untuk gantung raket.
"Saya masih memiliki keinginan untuk bermain. Saya mau lihat hasil Olimpiade di Rio, dari situ saya bisa tahu hati saya bagaimana. Main bulu tangkis untuk cari prestasi atau bagaimana?" tutur Hendra.
Ahsan/Hendra akan mengawali perjuangan mereka di Olimpiade Rio pada Kamis (11/8/2016) dengan menghadapi Manu Attri/Reddy B Sumeeth (India) mulai pukul 19.00 WIB.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar