Rezim kedua Roberto Mancini (51) di Inter Milan akhirnya runtuh pada Senin (8/8/2016). Sang pelatih mengakhiri kerja sama dengan I Nerazzurri lebih dini dari kontrak yang tertera dalam kesepakatan awal.
Kontrak Mancini di Inter akan kedaluwarsa tahun depan. Akan tetapi, tuntutan untuk memutus kerja sama lebih cepat sudah gencar mengudara.
Menurut media-media Italia, Mancini sepanjang musim panas ini dibuat gundah karena ingin kontraknya diperpanjang.
Jaminan dari Presiden Erick Thohir dan keyakinan pribadi sang pelatih untuk bertahan sempat membuat suasana adem.
Baca Juga:
- Tim Bulu Tangkis Indonesia Tiba di Rio
- 4 Alasan Schweinsteiger Layak Ditendang Mourinho
- Erick Thohir Berharap Medali Sri Wahyuni Bukan yang Terakhir
Hanya, situasi berubah setelah kubu Suning Group selaku penguasa baru Nerazzurri campur tangan dalam pengelolaan klub.
Suning ragu untuk menambah masa kerja Mancini. Kalaupun dikabarkan telah menawarkan ekstensi selama tiga tahun, draf pembaruan kontrak disertai syarat yang memberatkan Mancio.
Konon, eks pelatih Manchester City itu dibebani sejumlah target dan tak boleh banyak melakukan intervensi dalam transfer pemain.
Konflik soal transfer juga yang disebut menjadi pemicu penting hengkangnya Mancini. Permintaannya merekrut Yaya Toure, Marco Reus, serta Thomas Vermaelen tak dikabulkan klub.
Inter keberatan membayar sisa gaji Mancini sebesar 4 juta euro sampai kontraknya berakhir tahun depan. Adapun Mancini sendiri kukuh tak mau mundur sukarela, sehingga jalan tengah pun ditempuh.
F.C. Internazionale statement: https://t.co/eF74myuJXa #FCIM
— F.C. Internazionale (@Inter_en) August 8, 2016
Menurut Sportmediaset, sang arsitek mendapatkan uang ganti rugi sebesar 2,5 juta euro atau setara Rp 36,4 miliar sebagai kompensasi pemutusan kerja sama sebelum waktunya.
Jumlah tersebut kurang 1,5 juta euro dari gajinya per musim di Inter (4 juta euro).
Dengan kesepakatan bersama itu, berakhir pula periode kepelatihan yang kedua bagi Mancio di Inter.
Sejak menggantikan posisi Walter Mazzarri pada November 2014, Mancini mencatat rekor 47,37 persen kemenangan di laga kompetitif.
Detail rapornya ialah 36 kali menang, 16 kali seri, dan menelan 24 kekalahan dalam 76 partai.
Rapor Mancio lebih baik saat melakoni periode pertama yang gemilang pada 2004-2008.
Kala itu, dia membukukan 62 persen kemenangan dalam 226 laga. Perinciannya ialah 140 kali menang, 60 kali imbang, dan hanya 26 kali takluk oleh lawan.
[video]http://video.kompas.com/e/5074774910001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar