Grup D ganda putra digadang-gadang sebagai salah satu grup neraka di gelaran bulu tangkis dalam Olimpiade Rio 2016. Karena itu, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang menjadi salah satu tumpuan Indonesia harus fokus sejak laga pertama.
Dalam undian yang dilakukan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) di Rio de Janeiro, Brasil, 26 Juli, Ahsan/Hendra tergabung bersama peringkat lima dunia, Chai Biao/Hong Wei (China), runner-up All England 2016, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang), dan Manu Attri/B Sumeeth Reddy (India).
"Jika melihat peringkat, lawan-lawan di grup ini memang tangguh. Namun, kami sudah siap," kata pelatih kepala ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, saat dihubungi BOLA melalui Whatsapp beberapa waktu lalu.
Kendati tergabung di grup berat, hasil undian sebenarnya cukup menyejukkan bagi Hendra/Ahsan. Pasalnya, rekor pertemuan juara dunia 2013 dan 2015 itu nyaris sempurna.
Ahsan/Hendra unggul 9-0 atas Endo/Hayakawa, 3-0 atas Manu/Sumeeth, dan 2-1 atas Chai/Hong. Satu-satunya kekalahan dari ganda China itu adalah ketika Ahsan/Hendra mundur pada final superseries 2014.
Meski demikian, Herry mengaku tidak mau terlena dengan keunggulan rekor pertemuan itu.
"Apalagi ini level Olimpiade, tekanannya lebih berat. Hilang fokus sedikit saja, maka lawan bisa berbalik menang," ujar pelatih berusia 52 tahun itu.
Baca Juga:
- 3 Pesepak Bola Paling Istimewa di Fantasy Premier League 2016-2017
- Mourinho: Apa yang Dilakukan Cristiano Ronaldo Tidak Membantu Apapun!
- Riyad Mahrez: Oke Bos
Oleh karena itu, Ahsan/Hendra harus bisa menjadi juara grup untuk memudahkan langkah mereka pada babak berikutnya.
Dengan status sebagai unggulan kedua turnamen, Ahsan/Hendra memang "dirancang" agar terhindar dari unggulan pertama dari Grup A yakni Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan) pada babak berikutnya.
Seandainya Lee/Yoo dan Ahsan/Hendra sukses menjuarai masing-masing grup, pertemuan antara kedua pasangan baru bisa terwujud pada partai final.
Kejar Rekor Susy
Bagi Hendra Setiawan, Olimpiade 2016 adalah Olimpiade kedua yang diikutinya. Ayah dari sepasang anak kembar itu sebelumnya sukses meraih emas pada Olimpiade pertamanya, Beijing 2008, saat berpasangan dengan Markis Kido.
Sejak bulu tangkis dipertandingkan pertama kali di Olimpiade Barcelona 1992, satu-satunya pemain Indonesia yang sukses menyumbangkan dua medali untuk Merah Putih hanya Susy Susanti.
Mantan ratu bulu tangkis dunia itu meraih emas pada Olimpiade Barcelona 1992 dan medali perunggu pada Olimpiade Atlanta 1996.
Bersama dengan Liliyana Natsir, yang pernah meraih medali perak pada Olimpiade Beijing 2008, Hendra kini berpeluang menyamai rekor Susy.
Bahkan, Hendra bisa melampauinya seandainya dia meraih emas.
"Tentunya saya ingin meraih emas kedua. Namun, yang terpenting adalah fokus satu demi satu. Baru seandainya memang dapat rezekinya, kami bisa berbicara soal medali dan rekor," ujar Hendra saat ditemui dalam pengukuhan kontingen Olimpiade di Kemenpora, beberapa waktu silam.
Cabang olahraga bulu tangkis mulai dipertandingkan pada 11-20 Agustus 2016 di stadion Riocentro – Pavilion 4, Rio de Janeiro
Penulis: Thomas Rizal
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar