Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jelang Community Shield: Reuni Kebencian dan Kekaguman

By Beri Bagja - Sabtu, 6 Agustus 2016 | 20:15 WIB
Jose Mourinho (kiri, Manchester United) dan Claudio Ranieri (Leicester City) bakal beradu cerdas memimpin tim masing-masing dalam duel FA Community Shield 2016 di Stadion Wembley, London, 7 Agustus 2016.
CHRIS BRUNSKILL, MICHAEL REGAN/GETTY IMAGES
Jose Mourinho (kiri, Manchester United) dan Claudio Ranieri (Leicester City) bakal beradu cerdas memimpin tim masing-masing dalam duel FA Community Shield 2016 di Stadion Wembley, London, 7 Agustus 2016.

Ajang Community Shield 2016 yang mempertemukan Leicester City kontra Manchester United akan berlangsung di Stadion Wembley, London, Minggu (7/8/2016).

Duel pembuka musim yang mementaskan juara Premier League dan kampiun Piala FA 2015-2016 itu juga menjadi ajang reuni dua arsitek di masing-masing kubu.

Claudio Ranieri (64) bertemu lagi dengan sang rival lama, Jose Mourinho (53), yang kini menukangi Manchester United.

Pertemuan itu ibarat reuni yang dibumbui kebencian sekaligus kekaguman di antara mereka.

Baca Juga:

Kedua sosok tersebut dihubungkan oleh dua garis merah tebal berupa kiprah di Chelsea dan Inter Milan.

Bagi Ranieri, Mourinho bisa diibaratkan 'pencuri' posisi pelatih yang ia duduki di Chelsea. Peramu taktik senior asal Italia berdiri di balik kemudi The Blues pada 2000-2004.

Ranieri adalah arsitek pertama Chelsea era dinasti Roman Abramovich yang dimulai pada 2003.

Setelah membangun fondasi tim juara bermaterikan pemain-pemain top berharga mahal, Ranieri didepak Chelsea.

Pekerjaannya diteruskan oleh Mourinho pada 2004. Di tangan Mou, Chelsea pun menuai kejayaan era baru dengan raihan 6 trofi bersamanya (2004-2007).

Rentetan gelar itulah yang tak bisa dipersembahkan Ranieri buat The Blues.


Jose Mourinho (kiri), saat masih menangani Inter Milan, merayakan kemenangan timnya bersama Presiden Massimo Moratti, setelah menaklukkan Bayern Muenchen dalam final Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol, 22 Mei 2010.(SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES)

Selepas menutup memori di Chelsea, Ranieri dan Mourinho bersinggungan lagi di tempat berbeda, Serie A Italia.

Mereka sama-sama pernah bekerja untuk Inter Milan, tetapi dalam periode berlainan. Mourinho menjalaninya pada 2008-2010, sedangkan Ranieri hanya di musim 2011-2012.

Pertemuan mereka sebagai musuh terjadi ketika Mourinho menukangi Inter, sedangkan Ranieri di Juventus dan AS Roma.

Selama dua musim (2008-2010), Ranieri berjuang sengit mendobrak dominasi Inter asuhan Mourinho kala itu.

Konflik Mou versus Ranieri paling sengit terjadi pada Agustus 2008. Saat itu, Mourinho melayangkan kritik soal mentalitas ala Ranieri yang ketinggalan zaman.

Ia juga mengumbar ketidakmampuan Ranieri memenangi gelar penting sebagai pelatih dalam kariernya. Akibatnya, hubungan mereka semakin panas.

Toh, pernyataan Mourinho memiliki dasar kuat melihat kiprahnya menuai 5 trofi buat Inter, sedangkan Ranieri nol untuk Juve dan Roma.

[video]http://video.kompas.com/e/5070282713001_v1_pjuara[/video]

Setelah beberapa musim berpisah, Ranieri dan Mourinho kembali dipertemukan di panggung Premier League 2015-2016.

Leicester asuhan Ranieri memukul Chelsea-nya Mourinho 2-1. Laga itu sekaligus menjadi ajang balas dendam Ranieri terhadap Mou.

Kemenangan Leicester pada duel pekan ke-16 tersebut sekaligus menjadi partai terakhir Mourinho sebelum didepak The Blues akibat rentetan hasil buruk.

Akhir cerita musim itu pun memihak Ranieri cs, yang menuntaskan kompetisi sebagai juara liga.

Berkat kesuksesan fantastis Ranieri membawa Leicester juara, rivalitas dia dengan Mourinho justru menjadi lebih sejuk.

Mou tak sungkan melayangkan pujian buat sang rival lama.

"Saya ingin memberi selamat kepada semua orang di Leicester. Titel bagi Leicester sungguh ajaib," kata eks pembesut Porto tersebut.

Respek dan kekaguman juga ditunjukkan Ranieri setelah Mourinho diangkat sebagai Manajer Manchester United musim panas ini.

Mou disebut sebagai sosok paling tepat guna meneruskan tradisi raihan gelar United setelah era Sir Alex Ferguson.

"Mourinho dapat menjadi Ferguson yang baru. Dia tidak akan bertahan 26 tahun, tapi akan mewariskan jejaknya sendiri di United," ucap Ranieri di situs Express.

Hubungan Mou-Ranieri yang adem tergambar pula ketika mereka berpelukan hangat pada momen laga amal Soccer Aid 2016 di Manchester, 5 Juni lalu.

Setelah melewati periode penuh kebencian hingga saling memberi respek, kedua manajer itu kembali bersua dalam duel mempertaruhkan gelar domestik pertama di Inggris jelang musim 2016-2017.

Dalam keadaan seimbang soal rekor pertemuan di antara mereka (2 menang-2 seri-2 kalah), Ranieri dan Mourinho siap membuka persaingan babak yang baru melalui potensi gelar di Community Shield 2016.

Rekor Duel Claudio Ranieri vs Jose Mourinho (2 menang-2 seri-2 kalah)

  • 14/12/2015: Leicester vs Chelsea 2-1
  • 5/5/2010: Inter Milan vs AS Roma 1-0
  • 27/3/2010: AS Roma vs Inter Milan 2-1
  • 8/11/2009: Inter Milan vs AS Roma 1-1
  • 18/4/2009: Juventus vs Inter Milan 1-1
  • 22/11/2008: Inter Milan vs Juventus 1-0

[video]http://video.kompas.com/e/5073158060001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Beri Bagja
Sumber : juara, berbagai sumber


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X