Andres Palop, Dani Alves, Federico Fazio, Martin Caceres, Adriano, Ivan Rakitic, Julio Baptista, Seydou Keita, Christian Poulsen, Luis Fabiano, dan Carlos Bacca.
Penulis : Sapto Haryo Rajasa
Mungkin hanya segelintir yang mengenal mereka-mereka ini tatkala pertama kali mendaratkan kaki di Ramon Sanchez Pizjuan.
Namun, bisa dipastikan banyak yang tahu secara pasti perihal prestasi mereka saat menuai gelar demi gelar, baik bagi Sevilla maupun setelah mereka meninggalkan Los Nervionenses.
Paling tidak, publik memahami bagaimana para nobody yang dipilih sendiri oleh Ramon Rodriguez Verdej Monchi, bermodalkan hanya sekitar 25 juta euro itu, menjelma menjadi sekumpulan somebody dengan harga jual 170-an juta euro.
Di panggung sepak bola, Monchi merupakan sosok midas, yang setiap sentuhannya bisa mengubah perjalanan karier seseorang.
Di samping kesebelasan yang dibangunnya dengan harga murah, ia juga berhasil melego para jebolan akademi macam Sergio Ramos, Jesus Navas, Alberto Moreno, Luis Alberto, dan Jose Antonio Reyes, dengan total transfer mencapai 100 juta euro.
“Kami sudah kebal dengan trauma. Semua berpikir Sevilla akan hancur saat ditinggal Alvaro Negredo. Tapi, setelah itu datang Bacca dan kemudian Gameiro,” ucap Ramon Rodriguez Mochi.
Pada musim panas ini, campur tangan Monchi berhasil meraup keuntungan sebesar 52,6 juta euro melalui penjualan Grzegorz Krychowiak ke Paris Saint Germain, dan Kevin Gameiro ke Atletico Madrid.
Krychowiak datang dari Reims dengan harga 5,5 juta euro, dan dilego senilai 33,6 juta euro.
Sementara itu, Gameiro dilepas dengan banderol 32 juta euro, meski dibeli dari PSG dengan harga cuma 7,5 juta euro. Keduanya datang bersamaan pada musim 2013/14.
Artinya, dalam rentang tiga musim, nilai jual mereka naik hampir lima kali lipat dan enam kali lipat.
“Kami sudah kebal dengan trauma. Semua berpikir Sevilla akan hancur saat ditinggal Alvaro Negredo. Tapi, setelah itu datang Bacca dan kemudian Gameiro,” ucap Monchi ketika ditanya soal calon pengganti Gameiro.
Murka
Kepergian Gameiro memang sudah tercium. Terlebih sejak Atletico menyetujui peminjaman Luciano Vietto ke Pizjuan.
Namun, di luar proyek “tukar guling” ini, publik sama sekali tak menyangka bahwa di awal pekan ini Sevilla juga mendatangkan Wissam Ben Yedder dari Toulouse.
Tanpa menyertakan insting Monchi sebagai jaminan sukses, sebetulnya kepiawaian Ben Yedder sudah bisa diteropong dari penampilannya selama berbaju Les Pitchouns.
Dalam enam musim, tiga terakhir sebagai personel tim senior, Benyebut–julukan Ben Yedder–berhasil menjaringkan 71 gol dari 174 aksi.
Pemain berusia 26 tahun yang juga diincar Arsenal itu mampu mengemas tak kurang dari 15 gol di setiap musimnya dalam empat tahun terakhir.
Harga 9 juta euro (menurut L'Equipe) yang membawanya ke Sevilla pun dianggap cukup miring.
Butuh penantian hingga akhir musim, bahkan mungkin tiga musim ke depan, untuk mengetahui apakah Monchi kembali bisa menggandakan harga Benyebut saat dijual nanti. Monchi belum menjanjikan apa-apa.
Namun, satu hal yang pasti, Monchi mengaku kecewa karena harus kehilangan Coke, kapten tim yang pada saat bersamaan memilih hijrah ke Schalke.
“Saya telah menjual banyak pemain yang membuat kami ragu di masa lalu. Namun, untuk satu ini saya yakin bahwa kami telah melakukan sebuah kesalahan. Kami tak hanya kehilangan pemain, bek kanan, atau kapten, tapi juga kehilangan jantung dari tim ini. Pemain yang selalu memberikan totalitas buat klub,” papar Monchi.
[video]http://video.kompas.com/e/5073158060001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.686 |
Komentar