"Saya tidak akan menjadi raja di Manchester. Saya bakal menjadi dewa di Manchester," kata Zlatan Ibrahimovic sebagai respons dari perkataan legenda Manchester United, Eric Cantona, pada pertengahan Juli. Kala itu, Cantona memperingatkan Ibra bahwa hanya ada satu raja di Manchester, yakni Cantona sendiri.
Penulis : Theresia Simanjuntak
Apa yang Ibra lontarkan kepada Cantona terkesan arogan bagi sejumlah pihak. Terlebih bagi suporter United, Cantona akan selalu dianggap raja Old Trafford.
Memang, Ibra dikenal sebagai pesepak bola yang amat percaya diri pada kemampuan dirinya. Bagi yang tidak senang, karakter tersebut dinilai menjurus pada arogansi.
Pengamat BBC Sport, Alan Green, bahkan memprediksi bahwa arogansi Ibra berpotensi menjadi masalah besar di ruang ganti United.
"Ibra pemain luar biasa, tapi adakah pemain yang lebih arogan dalam sejarah sepak bola? Egonya dan ego Jose Mourinho, saya rasa sulit bagi Old Trafford untuk menanganinya," kata Green.
Orang-orang boleh saja menilai Ibra arogan. Masalahnya, striker berusia 34 tahun itu sejauh ini memperlihatkan fakta-fakta yang dapat membenarkan sikap percaya diri berlebihannya itu.
Teknisnya, Ibra belum dua minggu bersama United. Namun, bomber Swedia itu dengan cepat menancapkan kukunya di kubu Iblis Merah, baik secara teknis maupun nonteknis.
Pada laga kemenangan 5-2 United versus Galatasaray (30/7/2016), Ibra mencetak gol tendangan gunting yang tercipta pada menit keempat.
Dalam tayangan ulang gol tersebut, para pemain di bangku cadangan seperti Ashley Young, Marcos Rojo, Michael Carrick, Memphis Depay, dan Marouane Fellaini tampak terperangah melihat proses gol itu.
Baca Juga:
- Neymar Sebut Sosok Idola Sesungguhnya
- Antonio Conte Sudah Tahu Harus Jual Siapa
- Riyad Mahrez: Oke Bos
Melihat reaksi tersebut, Ibra bukan hanya telah diterima oleh para pemain United, tapi juga dihormati oleh rekan-rekan barunya.
"Sungguh baik memiliki Zlatan. Anda bisa lihat dia pemain top dengan banyak kualitas. Dia seolaholah telah bertahun-tahun bermain di United," ujar kiper David De Gea seperti dilansir Dailymail.
Gelandang Ander Herrera malah menyebut Ibra sebagai pemimpin di United.
"Tim akan mengikuti Ibra sebab kami punya satu pemain kelas dunia dan pemimpin besar di ruang ganti dalam dirinya. Sebuah kesempatan unik bagi saya belajar dari seorang legenda," kata Herrera di Manchester Evening News.
Penjualan Jersey
Tak hanya ruang ganti United bahagia, bisnis klub itu juga lancar gara-gara Ibra. Penjualan jersey bernomor punggung 9 dan nama Ibra nyatanya laris di pasaran.
Pekan lalu media-media Inggris mengabarkan United meraup 70 juta pound (1,2 triliun rupiah) berkat penjualan kostum Ibra hanya selama sepekan!
Dengan harga satuan sebesar 89 pound, jersey Ibra diperkirakan telah laku terjual sebanyak 800 ribu buah.
Tak perlu lama bagi Ibra untuk cepat memengaruhi United secara positif di dalam dan luar lapangan. Manchester Merah pastinya berharap pengaruh dari mantan bintang Paris Saint-Germain itu terus berlangsung sehingga mereka dapat meraih banyak gelar di 2016-2017.
Ibra sendiri tentunya bertekad untuk memberikan banyak titel bagi United. Bagaimanapun, ia ingin merealisasikan tujuannya: menjadi dewa di Manchester.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.686 |
Komentar