Dalam lebih dari satu dekade terakhir, pos bek kiri seperti menjadi momok yang menakutkan bagi Liverpool. Meskipun dalam rentang tersebut The Reds berhasil menggondol trofi Liga Champions, Piala UEFA, dan Piala FA, posisi left back tak pernah dihuni pemain yang benarbenar berkelas wahid.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Jika bicara jujur, mungkin pemain terbaik yang pernah dimiliki Liverpool di posisi tersebut cuma Alan Kennedy, peraih dwigelar LC di musim 1980/81 dan 1983/84.
Nama-nama seperti David Burrows, Steve Staunton, Jim Beglin, Steve Harkness, Djimi Traore, Fabio Aurelio, hingga John Arne Riise jelas jauh dari sempurna.
Aurelio dan Riise, sepasang bek kiri terbaik Liverpool dalam memori paling segar, bahkan bisa dengan sangat mudah dibaca kelemahannya.
Jika Riise tak bisa “memanfaatkan” kaki kanannya, Aurelio terlalu “akrab” dengan ruang terapi dan meja operasi.
Rapor Jose Enrique, sang penerus Aurelio, maupun Alberto Moreno, andalan Si Merah dalam dua musim terakhir, pun rata-rata air.
Moreno bahkan lebih dikenal sebagai biang kerok kekalahan akibat sejumlah defensive error yang dibuatnya.
Jika final Liga Europa melawan Sevilla, di mana dua gol Coke lahir dari kesalahan yang dibuatnya, belum cukup dijadikan sebagai bukti, laga kontra AS Roma, Senin (1/8), menjadi penegas perihal betapa rapuhnya sisi kiri Liverpool.
Di lantai bursa transfer musim panas ini, Juergen Klopp sempat mengincar Ben Chilwell, bek kiri Leicester City. Namun, kepindahan gagal terealisasi lantaran perbincangan tak beranjak dari sekadar memburu.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.686 |
Komentar