Ada beberapa hal yang bisa dipetik oleh Leicester City kelar kalah 0-4 dari juara Prancis, Paris Saint-Germain, 30 Juli lalu.
Penulis: Dian Savitri
Memang, hasil pertandingan dari pramusim, baik kalah maupun menang, tidak berpengaruh pada musim sesungguhnya, namun pramusim adalah sesi eksperimen.
Kalah dari PSG akan membuat Leicester semakin melek untuk menghadapi Liga Champion musim ini.
Selain itu, Claudio Ranieri dan pasukannya juga diharap tetap membumi untuk menghadapi Manchester United pada Community Shield, 7 Agustus mendatang.
Apa yang bisa dipelajari dari kekalahan itu?
Menurut ESPN, Leicester tidak bisa mengatasi gerakan para pemain PSG, yang bisa berubah dalam sekejap. Sehingga, PSG bisa mengubah kecepatan permainan dalam waktu cepat.
Kalau mau, para manajer Premier League bisa meniru taktik PSG untuk membongkar pertahanan The Foxes yang terkenal padat.
Selanjutnya, Riyad Mahrez belum menemukan kembali permainan terbaiknya sejak ia membawa klubnya menjadi juara Premier League.
Mahrez tidak memberi banyak pengaruh pada tim saat melawan PSG, demikian pula ketika Leicester menghadapi Celtic, 23 Juli lalu.
Ranieri sadar konsentrasi salah satu pemain andalannya itu sedang terganggu dengan berita-berita seputar ketertarikan Arsenal terhadapnya.
Meski, Ranieri sangat yakin gelandang Aljazair itu tidak akan pergi musim panas ini.
Pemain anyar Leicester, striker Ahmed Musa, masih butuh waktu untuk beradaptasi dengan klubnya yang baru sejak pindah dari CSKA Moskva.
Baca Juga:
- Mourinho: Manchester United akan Datangkan Satu Pemain Lagi
- Enrique Bicara tentang Persaingan 3 Kiper FC Barcelona
- Rekor Penonton Pecah Saat Chelsea Empaskan AC Milan
Bukan sebuah kejutan memang. Striker asal Nigeria itu memang punya lari yang cepat, namun gagal menunjukkan kemampuannya ketika berada di depan gawang lawan.
Barangkali, saat musim sudah berjalan nanti, Musa bisa berbagi tugas dengan Jamie Vardy. Sehingga, Musa tidak terlalu tertekan. Keduanya sudah bekerja sama selama latihan, namun belum pada pertandingan pramusim.
Karena Vardy masih menyembuhkan diri usai operasi pergelangan tangan, maka kerja samanya dengan Musa harus ditunggu saat Premier League dimulai.
Satu hal lagi, N’Golo Kante terbukti adalah pemain yang benar-benar penting. Kalau tidak, untuk apa Chelsea merekrutnya? Keunggulan Kante adalah ia bisa membentuk partnership dengan pemain mana pun untuk posisi dua gelandang di tengah.
Leicester punya Nampalys Mendy, Danny Drinkwater, Daniel Almartey, Andy King, Matty James, dan Gokhan Inler.
Akan tetapi, Ranieri belum tahu pasangan mana yang paling serasi. Ia mencoba memasangkan Mendy dan Almartey melawan PSG, namun keduanya nampak tidak nyaman. Pekerjaan rumah besar untuk Ranieri.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar