Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

PR Besar Ranieri setelah Leicester City DIbantai PSG

By Kamis, 4 Agustus 2016 | 16:49 WIB
Gelandang Leicester City, Ngolo Kante, memegang trofi Premier League usai pertandingan kontra Everton di King Power Stadium, Leicester, Inggris, 7 Mei 2016.
MICHAEL REGAN/GETTY IMAGES
Gelandang Leicester City, Ngolo Kante, memegang trofi Premier League usai pertandingan kontra Everton di King Power Stadium, Leicester, Inggris, 7 Mei 2016.

Ada beberapa hal yang bisa dipetik oleh Leicester City kelar kalah 0-4 dari juara Prancis, Paris Saint-Germain, 30 Juli lalu. 

Penulis: Dian Savitri

Memang, hasil pertandingan dari pramusim, baik kalah maupun menang, tidak berpengaruh pada musim sesungguhnya, namun pramusim adalah sesi eksperimen.

Kalah dari PSG akan membuat Leicester semakin melek untuk menghadapi Liga Champion musim ini.

Selain itu, Claudio Ranieri dan pasukannya juga diharap tetap membumi untuk menghadapi Manchester United pada Community Shield, 7 Agustus mendatang.

Apa yang bisa dipelajari dari kekalahan itu?

Menurut ESPN, Leicester tidak bisa mengatasi gerakan para pemain PSG, yang bisa berubah dalam sekejap. Sehingga, PSG bisa mengubah kecepatan permainan dalam waktu cepat.

Kalau mau, para manajer Premier League bisa meniru taktik PSG untuk membongkar pertahanan The Foxes yang terkenal padat.

Selanjutnya, Riyad Mahrez belum menemukan kembali permainan terbaiknya sejak ia membawa klubnya menjadi juara Premier League.

Mahrez tidak memberi banyak pengaruh pada tim saat melawan PSG, demikian pula ketika Leicester menghadapi Celtic, 23 Juli lalu.

Ranieri sadar konsentrasi salah satu pemain andalannya itu sedang terganggu dengan berita-berita seputar ketertarikan Arsenal terhadapnya.

Meski, Ranieri sangat yakin gelandang Aljazair itu tidak akan pergi musim panas ini.

Pemain anyar Leicester, striker Ahmed Musa, masih butuh waktu untuk beradaptasi dengan klubnya yang baru sejak pindah dari CSKA Moskva.


Striker Leicester City, Ahmed Musa (kiri), berduel dengan Benjamin Stambouli dari PSG pada laga Leicester vs Paris Saint-Germain di International Champions Cup 2016 pada 30 Juli 2016 di Carson, California.(JEFF GROSS/GETTY IMAGES)

Baca Juga:

Bukan sebuah kejutan memang. Striker asal Nigeria itu memang punya lari yang cepat, namun gagal menunjukkan kemampuannya ketika berada di depan gawang lawan.

Barangkali, saat musim sudah berjalan nanti, Musa bisa berbagi tugas dengan Jamie Vardy. Sehingga, Musa tidak terlalu tertekan. Keduanya sudah bekerja sama selama latihan, namun belum pada pertandingan pramusim.

Karena Vardy masih menyembuhkan diri usai operasi pergelangan tangan, maka kerja samanya dengan Musa harus ditunggu saat Premier League dimulai.

Satu hal lagi, N’Golo Kante terbukti adalah pemain yang benar-benar penting. Kalau tidak, untuk apa Chelsea merekrutnya? Keunggulan Kante adalah ia bisa membentuk partnership dengan pemain mana pun untuk posisi dua gelandang di tengah.

Leicester punya Nampalys Mendy, Danny Drinkwater, Daniel Almartey, Andy King,  Matty James, dan Gokhan Inler.

Akan tetapi, Ranieri belum tahu pasangan mana yang paling serasi. Ia mencoba memasangkan Mendy dan Almartey melawan PSG, namun keduanya nampak tidak nyaman. Pekerjaan rumah besar untuk Ranieri.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X