AC Milan memenangi dua partai uji coba perdana mereka di pramusim 2016. Meski terkesan positif, ada pekerjaan rumah yang perlu segera dituntaskan skuat besutan Vincenzo Montella sebelum masuk ke musim 2016/17.
Penulis : Theresia Simanjuntak
Semua kemenangan I Rossoneri tersebut diraih atas lawan yang tidak enteng.
Usai menang 2-1 kontra klub Prancis, Bordeaux (16/7), mereka mengalahkan raksasa Jerman, Bayern Muenchen, via adu penalti (27/7) setelah bermain seri 3-3 di waktu normal.
"Saya sangat senang karena kami dapat membuat susah Muenchen. Hasil tersebut merupakan fondasi kecil untuk melanjutkan pekerjaan kami dengan keyakinan yang lebih besar," kata Montella.
L'Aeroplanino (Si Pesawat Kecil) boleh senang atas pencapaian tersebut.
Namun, apabila ingin menjadi penantang serius di Serie A 2016/17, sang pelatih perlu mengajarkan anak asuhnya cara mengendalikan angin.
Dari dua partai uji coba tadi, Milan memperlihatkan kelengahan ketika tengah di atas angin alias unggul dari para lawannya.
Sebiji gol Bordeaux terjadi pada menit ke-75, saat Milan telah unggul 2-0.
Melawan Muenchen, Milan bahkan sempat memimpin dua kali, yakni pada kedudukan 1-0 dan 3-2. Tapi, rival mereka bisa menyamakan kedudukan 3-3 lewat gol Frank Ribery pada injury time.
Kebobolan di injury time oleh Die Roten seharusnya juga menjadi alarm bagi Milan karena hal itu bukan masalah besar Il Diavolo musim lalu.
Di semua ajang 2015/16, Milan menderita total 47 gol. Hanya dua kebobolan terjadi pada injury time: kontra Genoa via Alessio Cerci (14 Februari) dan Verona via Luca Siligardi (25 April).
Montella perlu menekankan pentingnya fokus hingga sebuah laga berakhir.
Konsentrasi Milan mendapat ujian lebih berat di pramusim berhubung mereka akan bersua dua klub Inggris di International Champions Cup, Liverpool (30/7) dan Chelsea (3/8).
Milan telah tumbang 0-2 lawan Liverpool.
Chelsea memenangi dua partai terakhir mereka tanpa menderita satu gol pun dan mencetak empat gol.
Berhubung mengakhiri dua gim uji coba dengan menderita gol, memang bukan kejutan bola kembali bersarang di gawang Milan ketika melawan Liverpool.
Yang jelas, pramusim ini bakal berguna bagi Gianluigi Donnarumma dalam mematangkan diri sebagai seorang kiper.
Penampilan dari pemuda berusia 17 tahun di pramusim 2016 mengesankan. Bordeaux gagal menaklukkannya saat Gigio bermain hanya di babak pertama.
Kontra Muenchen, Gigio dinobatkan sebagai man of the match. Salah satu aksinya ialah mengamankan penalti Rafinha saat adu tos-tosan.
[video]http://video.kompas.com/e/5066043399001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.685 |
Komentar