Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ambisi Mihajlovic Menerbangkan Sang Banteng Torino

By Minggu, 31 Juli 2016 | 12:21 WIB
Pelatih AC Milan, Sinisa Mihajlovic dalam laga Serie A melawan Atalata di Stadio Atleti Azzuri d'Italia, 03 April 2016.
VALERIO PENNICINO/GETY IMAGES
Pelatih AC Milan, Sinisa Mihajlovic dalam laga Serie A melawan Atalata di Stadio Atleti Azzuri d'Italia, 03 April 2016.

Sinisa Mihajlovic bertekad memperbaiki reputasinya yang tercoreng setelah gagal mengangkat AC Milan. Kini, bersama Torino, Miha ingin mendapatkan kesuksesan seperti pendahulunya, Giampiero Ventura.

Penulis : Anggun Pratama

Ventura bersama Torino selama lima musim, yang dimulai sejak 2011 di Serie B.

Pada musim pertamanya, Torino berhasil ia bawa promosi. Di 2013/14, ia memimpin Il Toro finis di peringkat 7 Serie A dan mendapat tiket ke Kualifikasi III Liga Europa.

Titik terbaik karier Ventura tentu adalah ketika Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) menunjuk dirinya sebagai pelatih timnas Italia usai Euro 2016. Posisi yang ditinggalkan Ventura itulah yang kini diisi oleh Miha.

Pria Serbia tersebut ingin mengikuti langkah Ventura dengan membawa Il Toro finis di zona Liga Europa. Paling tidak, misi tersebut harus tercapai di ujung musim kedua.

"Kami ingin membentuk spirit pejuang seperti banteng dan mencapai Eropa dalam dua musim. Bukan berarti kami tidak mencoba meraihnya musim ini," tutur Miha seperti dikutip oleh Tuttomercatoweb.

"Kami harus punya mimpi, sembari sadar bahwa mimpi tersebut bisa diraih hanya dengan melalui rintangan berat dan juga keberuntungan," lanjutnya.

Miha tidak asal bicara karena ia diberikan modal bagus di Torino.

Dari bursa transfer, Sang Banteng kedatangan dua pemain sayap dari Roma, Iago Falque dan Adem Ljajic.

Duo ini hampir pasti mengisi slot penyerang sayap Torino dalam sistem 4-3-3.

Sistem tersebut bakal langsung mendapat ujian berat mengingat di laga perdana Serie A 2016/17, mereka sudah harus berhadapan dengan AC Milan di San Siro pada 21 Agustus.

Miha vs Ljajic

Hal lain yang menarik tentu pertemuan dengan Mihajlovic dengan Ljajic. Keduanya pernah kerja bareng di Fiorentina dan di timnas Serbia.

Relasi keduanya tak selalu mulus karena selalu terjadi pertentangan di dua kesempatan tersebut.

Saat masih di Fiorentina, Miha pernah menghukum Ljajic karena terlalu banyak memakan Nutella, yang membuat sang pemain terlalu gemuk dan terlalu sering bermain gim video.

Di timnas, Miha mengusirnya dari tim setelah enggan mengiyakan aturan soal kewajiban menyanyikan lagu nasional. Ljajic besikeras dengan pendiriannya karena isi lirik lagu nasional Serbia bertentangan dengan ajaran Islam.

Baca Juga:

Ljajic adalah muslim taat.

"Sekarang kondisinya berbeda. Saya melihatnya telah dewasa. Ketika melatihnya di Fiorentina dan timnas, ia masih bocah. Kini berbicara dengannya dan mendengar opininya membuat saya sadar ia kini telah menjadi pria dewasa," tutur Mihajlovic.

Sang pelatih tentu ingin agar pembelian termahal Torino di era Presiden Urbano Cairo (8,5 juta euro atau sekitar 122,6 miliar rupiah) bisa terus berkembang bersamanya. Terlebih saat ini ia masih berusia 24 tahun.

"Saya langsung tertarik ke Torino begitu mendapat telepon dari Mihajlovic. Kami punya hubungan personal yang baik dengannya. Ia adalah sosok jujur yang selalu berkata apa adanya soal Anda di depan wajah Anda. Saya suka orang seperti itu," ucap Ljajic yang gagal bersinar di Inter musim lalu.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No.2.684


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X