AC Milan tak menjalani pekan yang baik. Belum jelas dan terealisasinya takeover dari konsorsium asal China (GSR Capital) untuk sebagian besar saham klub menyebabkan banyak hal terbengkalai.
Penulis : Rizki Indra Sofa
Media-media Italia seperti Tuttosport, La Stampa, atau Repubblica mengklaim proses pembelian saham klub oleh grup di bawah kepemimpinan pebisnis China, Sonny Wu, itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Dengan kata lain, harapan mendapatkan kucuran dana segar, yang sempat disebut mencapai 100 juta euro untuk belanja pemain saja, di bursa transfer musim panas ini harus ditangguhkan.
Kalau belanja pemain dan kesuksesan di atas lapangan punya garis lurus kesinambungan, maka Milan dipastikan sulit untuk kembali ke masa kejayaan.
Sang juara Piala/ Liga Champions tujuh kali ini sudah tiga musim tak bermain di kompetisi tertinggi antarklub Eropa tersebut.
Prestasi di lapangan, atau dengan kata lain kegagalan merumput di LC, membuat Milan juga tak kunjung mampu menarik minat para bintang sepak bola dunia, yang notabene bisa mengubah peruntungan di atas lapangan.
Logikanya bisa dibalik. Ketangguhan finansial juga bisa membuat para pemain bintang lapangan hijau mau berbaju Milan. Keberadaan mereka berpeluang memperbaiki prestasi I Rossoneri.
Sponsor
Faktor penampilan mereka di ajang antarklub Eropa berarti menggaransi kepuasan bagi para sponsor utama berjangka panjang seperti Adidas dan Emirates lantaran produk mereka disaksikan secara global.
Laporan Gazzetta menyebutkan bahwa sampai akhir 2015, Milan masih tim dengan pemasukan terbesar dari nilai sponsor jersey di Italia.
Mereka mendapatkan sekitar 27 juta euro (setara 391 miliar rupiah) per tahunnya dari Adidas.
Dari Emirates, perjanjian kerja sama selama lima tahun yang diresmikan pada pengujung 2014 memastikan Rossoneri mendapatkan 85 juta euro.
Baca Juga:
- 5 Pesepak Bola Paling Kreatif di Fantasy Premier League 2016-2017
- Rooney: Sekarang Waktu yang Menyenangkan Jadi Penggemar Man United
- Si Kidal Tajam Italia Siap ke Liga China pada Usia 43 Tahun
Tetap saja ketidakmampuan Milan memenuhi target mereka sendiri merumput di kompetisi antarklub Eropa diakui manajemen memojokkan posisi klub di mata para partner bisnis mereka.
Situasi ini yang diharapkan bisa diperbaiki oleh pelatih anyar, Vincenzo Montella, lewat bantuan prestasi di atas lapangan.
“Pelan tapi pasti, kegagalan meraih prestasi signifikan sangat merugikan. Ada momen-momen di mana para sponsor menjadi sangat gusar,” ucap Direktur Marketing Milan, Jaap Kalma, di MilanLive.
“Sisi positifnya, semua masih baik. Milan sebagai brand masih menarik minat sponsor. Terlepas dari beberapa kasus, sponsor masih ingin meneruskan kerja sama,” tuturnya lagi.
[video]http://video.kompas.com/e/5057063871001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.684 |
Komentar