Keamanan dalam negeri menjadi salah satu faktor sebuah negara memiliki liga sepak bola yang sehat. Turki menjadi buktinya.
Penulis: Dian Savitri
Sebuah usaha kudeta gagal yang dilakukan sekelompok anggota militer Turki terhadap presiden negeri itu, Recep Tayyip Erdogan, pada 15 Juli lalu membuat beberapa pesepak bola beken memilih untuk meninggalkan klub-klub Turki.
Striker Jerman yang bermain di Besiktas, Mario Gomez, dan striker Belanda yang berada di Fenerbahce, Robin van Persie, tidak buang waktu untuk mengumumkan mereka akan meninggalkan Turki.
Gomez menegaskan ia meninggalkan Turki bukan karena masalah sepak bola, melainkan lantaran situasi politik.
Dia juga mengatakan bahwa keputusan yang diambilnya itu harus dilakukan dengan berat hati.
“Sebuah keputusan sulit yang membuat saya harus memikirkannya matang-matang. Saya harus memberi tahu secara personal kepada para suporter Besiktas bahwa sangat berat tidak bisa bermain lagi di klub hebat di depan mereka semua.
Alasannya adalah murni karena situasi politik. Benar-benar didasarkan pada peristiwa mengerikan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Saya harap semuanya bisa mengerti,” demikian tulis Gomez di akun resmi Facebook miliknya.
“Saya harap semua masalah politik itu bisa diselesaikan dengan damai secepatnya. Mungkin pada saat itu saya akan bermain untuk Besiktas lagi. Klub dan negara ini sudah sangat dekat dengan saya. Semoga kita bisa bertemu lagi. Çok tesekkürler,” lanjut Gomez, yang bermain untuk Besiktas musim lalu dengan status pinjaman dari Fiorentina.
Çok tesekkürler berarti terima kasih banyak dalam bahasa Turki dan Gomez menambah pesannya itu dengan tagar #blackeagle, yang merupakan julukan Besiktas.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.684 |
Komentar