Gaya bermain tim-tim Asia Tenggara pada umumnya cenderung mengutamakan kecepatan yang bertumpu pada ketahanan fisik. Gaya tersebut kerap diperlihatkan Vietnam, Myanmar, dan tentu saja Thailand.
Penulis: Gonang Susatyo
Bila tak mampu mengimbanginya, lawan bakal keteteran. Demikianlah pandangan pelatih tim nasional U-19, Eduard Tjong terkait tipe calon-calon lawan yang bakal dihadapi Indonesia di fase grup B Piala AFF U-19 2016.
Guna mengantisipasi gaya permainan lawan tersebut, Eduard sudah merancang program awal bagi para pemainnya.
“Di penyisihan grup, Indonesia U-19 sudah bertemu lawan-lawan seperti Myanmar dan Thailand yang punya kecepatan dan fisik bagus. Untuk mengimbanginya, timnas harus bermain seperti itu pula,” ujar pelatih yang akrab disapa Edu tersebut.
"Jadi, saat seleksi pemain, faktor fisik akan menjadi perhatian utama. Pemain sudah harus menjalani tes VO2max di hari pertama mengikuti seleksi," lanjutnya.
Selama persiapan tim yang kurang dari dua bulan, Edu dan para asistennya bakal fokus pada peningkatan fisik sehingga pemain memiliki daya tahan bagus dan kecepatan.
Bahkan 70 persen program persiapan bakal lebih ditekankan ke faktor fisik.
“Taktik dan teknik tetap menjadi perhatian, tapi fokus saya adalah daya tahan dan fisik. Bagaimana pemain bisa bermain spartan selama 90 menit. Jadi penting sekali pemain memiliki VO2max yang tinggi,” ujar Edu melanjutkan.
Mantan pelatih PS TNI ini terkesan dengan skuat timnas U-19 asuhan Indra Sjafri yang memiliki catatan VO2max tinggi.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar