Selama di Dinamo Zagreb, Pjaca adalah penyerang sayap kiri dalam sistem 4-2-3-1.
Sepertinya dia juga cocok menjadi penyerang kiri untuk formasi 4-3-3. Pjaca pun bisa berperan sebagai penyerang.
Teorinya, Pjaca jadi serbapas. Dia dapat masuk ke sistem 3-5-2 sebagai salah satu dari dua penyerang.
Marko Pjaca completed 91% of his take-ons at EURO 2016, more than any player to attempt 10+. https://t.co/mV54MbgE1K
— Squawka Football (@Squawka) July 21, 2016
Tapi, mungkin tidak sebagai wing back karena kemampuan defensifnya minim. Selain itu, Pjaca juga dapat membuat Allegri lebih leluasa mengubah sistem dari 3-5-2 menjadi 4-2-3-1 atau 4-3-3.
Kehadirannya bakal memperkaya opsi sistem permainan tim dan hal itu berarti bagus buat Juventus. Si Nyonya Tua menghadapi musim yang padat di banyak kompetisi dan bakal bertemu banyak lawan.
Akan lebih baik jika Tim Zebra mampu menyesuaikan pola permainan dengan berbagai kondisi yang dihadapi di lapangan.
Inilah kelebihan Pjaca dibandingkan Coman maupun Rugani. Posisinya tidak perlu bentrok dengan para starter yang sudah mapan. Dia juga menyediakan lebih banyak alternatif kepada Allegri.
Sang pelatih butuh banyak pilihan pemain untuk mengarungi kompetisi 2016/17.
Sebagai catatan, Pjaca bisa dimainkan Juventus di Liga Champions.
Dia tidak terganjal aturan cup-tied. Sesuai peraturan, pemain yang sudah memperkuat sebuah klub di babak kualifikasi I, II, III, dan playoff diizinkan membela klub yang berbeda di fase grup.
[video]http://video.kompas.com/e/5047179288001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.683 |
Komentar