Barulah di Surabaya United musim lalu ia kembali produktif dan kembali melakukannya bersama Bhayangkara SU.
"Walaupun sudah senior, motivasi dan semangatnya sangat tinggi. Dia panutan pemain lokal dan sejumlah anak muda di tim. Ia termasuk kepala suku di mes," kata pelatih Ibnu Grahan.
"Pengalaman cedera parah dulu membuat ia harus pintar menjaga ritme di latihan dan pertandingan. Itulah yang dilakukannya saat ini, termasuk dengan pola istirahat berbeda dibanding pemain lain," lanjutnya.
Namun, kebangkitan itu bukan semata karena kualitas pribadinya.
"Rudi punya banyak keunggulan. Ia piawai mencari posisi, tajam di kotak penalti, tangguh dalam duel bola atas, dan punya kecepatan. Tapi, perkembangannya juga didukung karena teman-teman setim sudah mengenal betul kebiasaan dan bola-bola kesukaan Rudi," ujar Ibnu.
Rudi sendiri cuma bersyukur dengan peningkatan performanya.
"Alhamdulillah bisa menemukan performa terbaik lagi. Ini karena anugerah luar biasa dari Tuhan. Semoga bisa terus berprestasi dan menjadi lebih baik," katanya.
Selain Rudi, sinar lain diperlihatkan M. Hargianto. Gelandang bertahan eks andalan timnas U-19 era Indra Sjafri itu menjelma menjadi senjata baru di tim. Hargianto tercatat sudah melepas dua assist di TSC.
"Hargianto punya kelebihan dalam melepas operan akurat. Itu yang kami maksimalkan," tutur Ibnu. (drew/cie)
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar