Pelatih AC Milan, Vincenzo Montella, adalah tipikal orang Italia yang selalu mampu terlihat trendi dan pandai memadupadankan busana.
Penulis: Sem Bagaskara
Gaya berpakaiannya enak dilihat, kendati proporsi tubuh Montella terbilang kecil untuk ukuran orang Eropa.
Ketika menjalani hari pertama sebagai pelatih AC Milan pada 4 Juli 2016, Montella mengenakan setelan bercorak perak, serasi dengan kaca mata yang dikenakannya.
Senin, 4 Juli 2016, merupakan hari spesial bagi pelatih beralias L'aeroplanino (Si Pesawat Kecil) tersebut. Kala itu, Montella membuka lembaran awal kisahnya sebagai arsitek Il Diavolo Rosso.
Agenda Montella adalah mengunjungi sentra latihan tim di Milanello dan melakukan tur ke Casa Milan. Tabloid BOLA merupakan satu-satunya media asing yang secara langsung menyaksikan hari-hari pertama Montella bersama Milan.
Baca Juga:
- Mourinho Ungkap Kalimat Maut yang Buat Ibrahimovic ke Man United
- Barcelona Siap Dirikan Sekolah Sepak Bola di Indonesia?
- Reaksi Ibrahimovic terhadap Nomor Kostum di Manchester United
"Anda beruntung. Bahkan, pemain- pemain Milan belum bertemu dengan pelatih baru mereka," ujar salah seorang staf Casa Milan kepada BOLA.
Montella waktu itu memang tak bisa langsung bertatap muka dengan personel Il Diavolo.
Beberapa pemain masih menunaikan tugas bersama timnas masing-masing di Euro 2016 dan Copa America Centenario, sementara sebagian lain tengah berlibur. Pemusatan latihan baru dimulai pada 7 Juli.
Di Casa Milan, Montella terpaku cukup lama ketika sampai di ruang trofi . Ia sejenak duduk dan melihat berbagai gelar yang telah dimenangi Il Diavolo.
Membawa Milan kembali berjaya di Italia, Eropa, hingga dunia, pasti menjadi impian Montella.
Namun, L'aeroplanino memiliki harapan mutlak, yakni mengantar Il Diavolo menang dengan gaya, persis seperti cara berpakaian sang pelatih yang selalu nyaman dipandang mata.
"Untuk memenangi laga, Anda mesti mengontrol lawan dan permainan. Inilah cara untuk meningkatkan peluang menang. Saya yakin sepak bola jelek menurunkan kans Anda untuk menang," ujar Montella.
Kemenangan 2-1 atas Bordeaux di partai uji coba (16/7) masih sangat prematur untuk dijadikan bukti bahwa Milan telah beralih identitas, dari sepak bola ngotot ala Sinisa Mihajlovic ke gaya flamboyan berbasis penguasaan bola khas Montella.
"Sebelum mendarat, pesawat terbang harus tinggal landas," tutur Montella.
Teknologi GPS banyak dipakai dalam latihan guna mendapatkan data terperinci pemain. Montella juga menekankan soal respek. Ia tak mau mendengar komplain pemain soal penentuan sebelas awal.
Terkait atmosfer ruang ganti, Montella bukan sosok kaku. Ia sangat menoleransi candaan antarpemain.
Terakhir, L'aeroplanino menerapkan diet khusus. Produk dari biji-biji gandum seperti farro dan quinoa, serta pasta bebas gula akan kerap muncul di meja makan pemain Milan.
Jika ingin terbang dan mendarat di landasan kesuksesan, penggawa Il Diavolo mesti mendukung program kerja yang telah dibuat L'aeroplanino.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.682 |
Komentar