Kompetisi 2015-16 tidak berjalan ideal bagi Edin Dzeko. Pada musim pertama berbaju Roma itu, striker asal Bosnia-Herzegovina tersebut tidak mencetak cukup banyak gol.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Tampil 31 kali di Serie A, 21 di antaranya sebagai starter, Dzeko hanya menyumbang delapan gol. Dibandingkan dengan sejumlah striker baru lainnya di klub top Italia, catatan Dzeko paling jelek.
Nikola Kalinic di Fiorentina mampu membukukan 12 gol. Mario Mandzukic dan Paulo Dybala di Juventus menorehkan masing-masing 10 dan 19 gol. Sementara Carlos Bacca di Milan sanggup mencetak 18 gol.
Tidak heran Dzeko lantas tidak menjadi pilihan otomatis di lini depan. Pada paruh kedua kompetisi, pelatih Luciano Spalletti lebih sering memainkan Stephan El Shaarawy dan Mohamed Salah sebagai sayap, serta Diego Perrotti menjadi false nine untuk mengisi tiga slot penyerang dalam formasi 4-3-3 yang dipakainya.
Masa depan Dzeko pun menjadi tidak jelas. Dia tidak mungkin bertahan di Roma kalau hanya berstatus pemain cadangan. Tetapi, sang striker menolak hengkang. Dia dikabarkan telah menepis tawaran dari Sunderland. Dzeko ingin bertahan di Roma dan merebut tempat di starting XI I Lupi musim depan.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.682 |
Komentar