Dalam rivalitas sengit di wilayah Andalusia, Real Betis selalu dianggap sebagai klub pujaan generasi muda. Tak seperti Sevilla, yang selalu dinilai sebagai klub kesayangan pemerintahan di wilayah otonomi paling selatan Negeri Matador tersebut.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Jika diibaratkan dalam industri musik, Betis merupakan representasi kaum indie, sedangkan Sevilla mewakili kaum label besar.
Karena itu, meski kalah jauh dari aspek prestasi, Betis akan selalu besar karena sokongan anak-anak muda Spanyol.
Yang jadi permasalahan bagi Betis, sektor keuangan klub tak pernah berjalan beriringan dengan derap langkah mereka.
Jadi, tak mengherankan apabila prestasi mereka bak berjalan di tempat. Sementara itu, Sevilla terus menuai gelar demi gelar.
Musim 2015/16 menandai trigelar beruntun Los Nervionenses di ajang Liga Europa.
Setelah Benfica di 2013/14, Dnipro Dnipropetrovsk di 2014/15, giliran Liverpool yang merasakan keganasan Sevilla di final LE, medio Mei kemarin.
Sayangnya, kesuksesan tersebut memakan Unai Emery sebagai “korban”.
Entrenador yang disukai pemainnya lantaran pendekatan individualnya itu dipinang oleh Paris St. Germain.
Sebagai gantinya, Jorge Sampaoli kini menjadi nakhoda di Ramos Sanchez Pizjuan.
Ganso dan Vazquez
Tak seperti Emery, yang kaya pengalaman di level Eropa meski masih berusia muda, Sampaoli masih hijau untuk ukuran kompetisi Benua Biru.
Kiprahnya lebih banyak dihabiskan di klub-klub Amerika Selatan macam Peru, Cile, Ekuador, sebelum menuai sukses di timnas Cile sejak 2012.
Kendati demikian, Sampaoli tampak tidak main-main di pekerjaan barunya.
Baca Juga:
- Kostum Dua Pemain Real Madrid Ditarik dari Penjualan
- Otaknya Dipuji Mourinho, Mkhitaryan Berterima Kasih pada Suporter
- Bayern Kebobolan 3 Gol, Ancelotti Angkat Bicara
Ia bergerak cepat dalam mengambil Joaquin Correa dari Sampdoria, Pablo Sarabia (Getafe), Hiroshi Kiyotake (Hannover), dan Matias Kranevitter (Atletico Madrid). Akuisisi ini diambil guna menutupi kepergian Gregorz Krychowiak ke PSG.
Pada diri Kranevitter, Sevilla dinilai telah mendapatkan sosok jelmaan Diego Simeone.
Sementara itu, sebelum ini Sevillistas telah mengidentikkan Yevhen Konoplyanka sebagai Lionel Messi asal Ukraina dan Kevin Gameiro sebagai kembaran Karim Benzema.
Deretan pemain ini pun menjadikan Sevilla meraih label baru, yakni “pujaan kaum hipster”. Sampaoli sendiri tak ingin sebutan anyar ini mengganggu kinerja skuatnya.
El #SevillaFC llegando al ESPN Complex #vamosmisevilla #LaLigaWorldhttps://t.co/SQccPHkTqr
— Sevilla Fútbol Club (@SevillaFC) July 16, 2016
Keseriusan pun diperlihatkan dengan menggelar latihan dan sejumlah sesi uji coba melawan River Plate dan Ind. Santa Fe, dua klub asal Argentina.
Tak cuma itu, kedatangan Sevilla ke Argentina, yang akan dilanjutkan lawatan ke tiga klub Jerman, Frankfurt, Mainz, dan St. Pauli, juga akan dimanfaatkan untuk melakoni pendekatan pada Ganso (Sao Paulo) dan Franco Vazquez (Palermo).
Jika benar-benar bakal sukses meminang gelandang Brasil, dan pemain timnas Italia kelahiran Argentina itu, Sevilla tak hanya akan menyandang klub pujaan kaum hipster, tapi juga akan semakin kental aroma Latino.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.681 |
Komentar