Saat menyambangi Kota Paris, Prancis, pada Februari silam, ada satu pernyataan yang BOLA dengar dari Frederic Longuepee, Deputy Managing Director, Business Operations Paris Saint-Germain. PSG ingin menjuarai Liga Champions dan menjadi merek olahraga terkenal di dunia.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Ambisi yang pertama pastinya berkaitan dengan prestasi di atas lapangan, sementara yang kedua adalah tentang bisnis. Supaya kedua tujuan tersebut dapat berjalan beriringan, PSG melancarkan berbagai strategi.
Salah satunya adalah pembelian ikon sepak bola.
Ikon yang dimaksud adalah pesepak bola yang tidak cuma punya kemampuan teknis mumpuni, tetapi juga diidolakan banyak orang di penjuru dunia.
Dari segi keuangan, bukan masalah besar bagi PSG mendatangkan pemain bintang sejak klub itu diakuisisi sepenuhnya oleh Qatar Sports Invesments pada 2012.
Buktinya, Les Parisiens merekrut Zlatan Ibrahimovic pada musim panas 2012 dan David Beckham pada musim dingin 2013.
"Jujur saja, pembelian Beckham lebih berarti bisnis. Dia hanya enam bulan di PSG, tapi kami mendapatkan banyak suporter berkat dirinya, terutama dari Benua Asia," ujar salah satu manajer PSG kepada BOLA.
Keputusan Ibrahimovic meninggalkan PSG pada akhir musim 2015/16 berarti klub itu kehilangan ikon. Nama-nama seperti Thiago Silva, David Luiz, dan Edinson Cavani jelas pemain dengan kualitas bagus. Hanya, mereka belum layak disebut ikon sepak bola seperti Ibra.
PSG sempat berupaya mencari ikon baru. Cristiano Ronaldo santer dikaitkan dengan klub itu. Isu menghilang karena megabintang Portugal itu menyatakan kesetiaannya kepada Real Madrid.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.681 |
Komentar